Rabu 11 Nov 2020 15:52 WIB

Penumpang Pesawat Meningkat 70 Persen Selama Libur Panjang

Kepadatan penumpang pesawat saat ini sudah seperti normal.

Rep: M Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Calon penumpang mengantre saat pengecekan tiket pesawat di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (5/11/2020). Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyebut libur panjang pada akhir Oktober berdampak positif bagi industri penerbangan dan pariwisata dalam negeri. Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan peningkatan penumpang pesawat pada libur panjang tersebut mencapai 60 persen sampai 70 persen.
Foto: Antara/Fauzan
Calon penumpang mengantre saat pengecekan tiket pesawat di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (5/11/2020). Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyebut libur panjang pada akhir Oktober berdampak positif bagi industri penerbangan dan pariwisata dalam negeri. Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan peningkatan penumpang pesawat pada libur panjang tersebut mencapai 60 persen sampai 70 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyebut libur panjang pada akhir Oktober berdampak positif bagi industri penerbangan dan pariwisata dalam negeri. Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan peningkatan penumpang pesawat pada libur panjang tersebut mencapai 60 persen sampai 70 persen. 

"Itu ternyata membawa efek psikologis kepercayaan publik, mereka bisa menjaga protokol, akhirnya sekarang setelah libur panjang kemarin dampaknya tingkat kepercayaan publik agak tinggi," ujar Arya saat Webinar bertajuk 'Relaksasi dan Optimalisasi Bisnis di Bandara' di Jakarta, Rabu (11/11).

Baca Juga

Arya menilai kepadatan penumpang pesawat saat ini sudah seperti normal. Menurut Arya, hal tersebut merupakan hasil dari kerja keras semua pihak sehingga mendorong kepercayaan masyarakat untuk kembali terbang di era pandemi. 

Kementerian BUMN, kata Arya, sejak awal pandemi telah meminta seluruh BUMN melakukan uji stres untuk menguji ketahanan perusahaan dalam menghadapi kemungkianan situasi stres atau skenario yang buruk. Arya menilai uji stres merupakan langkah untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan akibat pandemi. 

"Kami saat awal-awal corona sudah meminta semua BUMN melakukan penghitungan ketika corona bakal terjadi dan dampaknya ke industri. Sejak bulan 3 sampai sekarang, kami sudah hitung semua sehingga semua bumn sudah bisa menghitung dampak corona yang terberat seperti apa," ungkap Arya. 

Selain uji stres, lanjut Arya, Kementerian BUMN juga mendorong BUMN melakukan teknologi, inovasi, dan digitalisasi, serta melakukan efisiensi dengan mengurangi biaya operasional. Tak hanya itu, Kementerian BUMN juga meminta BUMN berkolaborasi dengan banyak pihak dalam melakukan kampanye //safe travel// agar hasilnya lebih optimal. Sebelumnya, kata Arya, BUMN terkesan melakukan kampanye //safe travel// secara terpisah dengan BUMN lain atau perusahaan swasta lain.

"Kami melakukan transformasi dalam operasional bisnis dengan menggunakan teknologi. Pandemi memaksa semua industri memanfaatkan teknologi dalam pelayanan. Kita ambil sisi positif dari corona yang membuat banyak sekali teknologi yang kita manfaatkan," ucap Arya. 

Berkat sejumlah kerja keras tersebut, kata Arya, Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang dikelola Angkasa Pura II meraih sertifikat kategori Green Star dari Airport Council International (ACI) sebagai pengakuan standar tinggi bandara dalam kebersihan, kesehatan, dan keselamatan. Arya berperan kepada Angkasa Pura, Garuda, dan BUMN lain di sektor perhubungan dan pariwisata untuk terus menjaga kinerja dan pelayanan agar menjaga kepercayaan masyarakat di tengah pandemi. 

"Hari ini kami dapat informasi, di tengah pandemi, AP II tepatnya Bandara Soekarno-Hatta mendapatkan sertifikat yang namanya green star. Ini menunjukan Soekarno-Hatta setara dengan Changi (Singapura)," kata Arya menambahkan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement