Rabu 04 Nov 2020 14:59 WIB

Bank BJB Optimistis Ekonomi 2021 Tumbuh 5 Persen

Pertumbuhan positif bisa didapat dengan syarat vaksin Covid-19 sudah terealisasi.

Direktur Utama Bank bjb Yuddy Renaldi (kedua kanan) berbincang dengan Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Nia Kania (kanan) didampingi Direktur Information Technology, Treasury dan International Banking Rio Lanasier (kedua kiri) dan Direktur Komersial dan UMKM Nancy Adistyasari (kiri) sebelum Public Expose tahun 2020 secara virtual di Bandung, Jawa Barat, Rabu (4/11/2020). Bank bjb memaparkan kinerja pada triwulan III 2020 berhasil memperoleh laba bersih sebesar Rp1,2triliun selama paruh ketiga tahun 2020 atau tumbuh sebesar 5,9 persen year on year dan pertumbuhan laba tersebut dihasilkan dari total nilai aset bank bjb yang juga tumbuh sebesar 19,4 persen year on year menjadi Rp147,6 triliun.
Foto: ANTARA/M Agung Rajasa
Direktur Utama Bank bjb Yuddy Renaldi (kedua kanan) berbincang dengan Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Nia Kania (kanan) didampingi Direktur Information Technology, Treasury dan International Banking Rio Lanasier (kedua kiri) dan Direktur Komersial dan UMKM Nancy Adistyasari (kiri) sebelum Public Expose tahun 2020 secara virtual di Bandung, Jawa Barat, Rabu (4/11/2020). Bank bjb memaparkan kinerja pada triwulan III 2020 berhasil memperoleh laba bersih sebesar Rp1,2triliun selama paruh ketiga tahun 2020 atau tumbuh sebesar 5,9 persen year on year dan pertumbuhan laba tersebut dihasilkan dari total nilai aset bank bjb yang juga tumbuh sebesar 19,4 persen year on year menjadi Rp147,6 triliun.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk atau Bank BJB optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai antara 4 hingga 5 pada 2021. Proyeksi ini dengan asumsi pemberian vaksin Covid-19 untuk masyarakat sudah diimplementasikan pada akhir 2020 atau awal 2021.

"Dari data yang kami miliki saat ini di dalam memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2021 itu di kisaran 4 sampai 5 persen. Ini cukup optimistis, menantanglah ke depan dengan asumsi vaksin Covid-19 sudah bisa diimplementasikan akhir tahun (2020) atau awal tahun 2021," kata Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi di sela-sela acara Public Expose di Kota Bandung, Rabu (4/11).

Baca Juga

Pada kuartal III 2020, kata Yuddy, pihaknya melihat kasus Covid-19 mulai mengalami penurunan, terlebih Pemprov Jabar mulai melonggarkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Hal tersebut berdampak positif pada geliat ekonomi masyarakat.

"Kami melihat kuartal III 2020 ini pandemi itu sudah agak menurun. Di kisaran Juli dan Agustus. Di mana untuk Jabar sendiri, PSBB-nya direlaksisasi sehingga pertumbuhan ekonomi Jabar sudah mulai menggeliat kembali," kata dia.

Ia mengatakan kinerja positif yang diperlihatkan Bank BJB sepanjang tahun ini konsisten dipertahankan memasuki jelang tutup tahun 2020 di tengah iklim usaha yang sedemikian penuh tantangan. Ketidakpastian ekonomi akibat pandemi Covid-19 memaksa banyak perusahaan mengalami stagnasi pertumbuhan, tetapi Bank BJB terus melaju dan bertumbuh.

Capaian kinerja ini menunjukkan daya tahan dan fleksibilitas Bank BJB dalam situasi pandemi. Berdasarkan paparan kinerja kuartal III 2020 dalam acara Public Expose Live 2020, Bank BJB secara konsolidasi berhasil memperoleh laba bersih Rp 1,2 triliun selama paruh ketiga tahun 2020 atau tumbuh sebesar 5,9 persen year on year (yoy).

Pertumbuhan laba tersebut dihasilkan dari total nilai aset Bank BJB yang juga tumbuh sebesar 19,4 persen yoy menjadi Rp 147,6 triliun. Dalam peningkatan asset, dana pihak ketiga Bank BJB berkontribusi dengan peningkatan yang cukup signifikan yaitu 17,3 persen menjadi Rp 147,6 trilliun.

Namun demikian pertumbuhan tersebut dapat dilakukan dengan efisien melihat rasio biaya dana yang berhasil ditekan menjadi 5 persen dibandingkan dengan tahun lalu sebesar 5,4 persen.

Penyaluran kredit yang menjadi profit driver pada triwulan III 2020 tumbuh 8,7 persen yoy dengan nilai total Rp 94,6 triliun. Jumlah pertumbuhan total kredit yang ditorehkan Bank BJB berada jauh di atas rata-rata pertumbuhan industri perbankan nasional sebesar 1,24 persen per Agustus 2020.

Pertumbuhan kredit ini diiringi dengan membaiknya rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) yang turun 25 BPS dari tahun lalu menjadi 1,5 persen. Rasio ini jauh di bawah rata-rata NPL industri perbankan nasional sebesar 3,2 persen per Agustus 2020.

"Pertumbuhan positif ini adalah hal yang sangat patut disyukuri di tengah situasi penuh tantangan ini. Di sisi lain, pencapaian ini juga merupakan perwujudan kematangan bank bjb dalam menghadapi situasi penuh tekanan, yang diperoleh sebagai buah dari kerja keras dan implementasi strategi serta visi adaptasi perseroan dalam menyongsong perubahan," ujar Yuddy.

Selama kuartal III 2020, BJB fokus pada optimalisasi fungsi intermediasi perbankan dalam rangka mensukseskan program stimulasi PEN. Sebagian besar daya dan upaya perseroan dikerahkan untuk mengakselerasi pembiayaan dalam rangka pemulihan ekonomi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement