Rabu 28 Oct 2020 15:11 WIB

Inkubasi Dinilai Langkah Tepat Ciptakan UMKM Unggul

Selain inkubasi, pengembangan UMKM juga bisa berasal dari kampus.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Friska Yolandha
Tampak suasana pelatihan BRIncubator
Foto: dok istimewa
Tampak suasana pelatihan BRIncubator

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki mengatakan, pendekatan inkubasi merupakan langkah tepat dalam menciptakan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) unggul dan memiliki bisnis model. Hal itu dapat berdampak positif.

"Dampaknya sangat positif, sektor informal bisa lebih kokoh dan mampu menyerap tenaga kerja. Karena itu saya memberikan apresiasi kepada BRI atas inisiatifnya meluncurkan BRIncubator Go Global, ke depan ini akan menjadi pendekatan pemerintah dalam mengembangkan UMKM," kata Menkop dalam acara BRIncubator Go global di Jakarta, Selasa (27/10).

Baca Juga

Perlu diketahui, inkubasi atau inkubator bisnis merupakan proses dukungan bisnis yang dapat mempercepat keberhasilan pengembangan startup atau perusahaan pemula dengan menyediakan berbagai sumber daya dan layanan diperlukan. Layanan ini biasanya dikembangkan atau diatur oleh manajemen inkubator dan ditawarkan baik dalam Inkubator Bisnis itu sendiri lewat jaringan yang dimiliki oleh Inkubator Bisnis.

Inkubator bisnis biasanya memberikan program kepada pengusaha pemula guna mempercepat keberhasilan pengembangan bisnis melalui rangkaian program permodalan yang diikuti oleh dukungan kemitraan atau pembinaan elemen bisnis lainnya dengan tujuan menjadikan usaha tersebut menjadi perusahaan yang profitable. Sekaligus memiliki pengelolaan organisasi dan keuangan yang benar, serta menjadi perusahaan yang sustainable, hingga akhirnya memiliki dampak positif bagi masyarakat.

Selain melalui inkubator, kata Teten, UMKM unggul juga bisa dilahirkan dari kampus. Apalagi saat ini anak muda banyak yang berwirausaha atau menjadi entrepreneur. 

Ia menambahkan, kini Indonesia sangat membutuhkan munculnya wirausaha baru mengingat syarat menjadi negara maju dalam satu negara setidaknya ada 4 persen wirausaha. Sementara rasio wirausaha Indonesia masih 3,74 persen, atau di bawah beberapa negara sekitar semisal Malaysia yang sudah mendekati 5 persen atau Thailand yang sudah 8 persen.

Pada kesempatan tersebut, Menkop pun menjelaskan, Undang-Undang Cipta Kerja atau UU Ciptaker pada dasarnya mendorong penciptakan lapangan kerja lebih luas, terlebih saat ini ada sekitar 6,9 juta pengangguran, ditambah 3 juta pekerja terdampak Pandemi. Lalu angkatan kerja baru sebanyak 3 juta. 

"Jadi tiap tahun harus disediakan lapangan kerja sebanyak 13 juta. Dengan asumsi pertumbuhan ekonomi 5 persen pertahun pun itu tidak akan cukup besar menampung angkatan kerja yang ada. Karena itu wirausaha, UMKM adalah jawabannya," tutur Menkop.

Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto mengatakan, melalui program BRIncubator Go Global yang berkolaborasi bersama Kementerian Riset dan Teknologi dan Kementerian Koperasi dan UKM memberikan dukungan kepada para pelaku UMKM binaan BRI. Ini agar siap menghadapi transformasi bisnis di era industri digital 4.0 melalui coaching digital melibatkan ribuan pelaku UMKM dari seluruh Indonesia. 

BRI menggandeng coaching platform terpercaya dan berpengalaman dalam dunia mikro business coaching, Ucoach untuk memberikan edukasi menyeluruh kepada pelaku usaha binaan Bank BRI. Ia mengatakan, BRIncubaor Go Global sendiri merupakan program BRI yang ditujukan untuk mempersiapkan pelaku UMKM binaan Rumah BUMN BRI yang terseleksi, untuk langsung mentransformasi dan mendigitalisasi bisnis mereka di era industri 4.0.

"BRI ingin membawa UMKM Indonesia untuk dapat berkompetisi dalam persaingan global dan mencari bibit UMKM handal dari seluruh pelosok Indonesia. Ini akan dibina dan dididik secara berkelanjutan, yang nantinya UMKM tersebut diharapkan bisa menjadi percontohan, penggerak, dan local heroes untuk wilayahnya, serta memberikan jalur distribusi produk UMKM kepada pelaku bisnis yang sudah menjalin sinergi bersama BRI, seperti Mayora, Lotte, JD.ID, Sogo dan MAP, Sosro dan Kapal Api," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement