Sabtu 17 Oct 2020 19:50 WIB

KKP Kembangkan Komoditas kelautan Jadi Pangan Alternatif

Semakin banyak inovasi pangan yang diciptakan akan memperkuat ketahanan pangan

Penjual menyusun dagangan ikan di Pasar Palima Palembang,Sumsel, Sabtu (3/10/2020). Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan tingkat konsumsi ikan meningkat hingga  62,50  kilogram per kapita per tahun pada tahun 2024, sementara target untuk tahun 2020 adalah 56,39 kg/kapita
Foto: Antara/Feny Selly
Penjual menyusun dagangan ikan di Pasar Palima Palembang,Sumsel, Sabtu (3/10/2020). Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan tingkat konsumsi ikan meningkat hingga 62,50 kilogram per kapita per tahun pada tahun 2024, sementara target untuk tahun 2020 adalah 56,39 kg/kapita

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong pengembangan berbagai komoditas sektor kelautan dan perikanan agar dapat menjadi pangan alternatif, seperti mie yang bisa dibuat dari bahan baku rumput laut.

"Sektor kelautan dan perikanan masih menyimpan banyak potensi yang bisa dimanfaatkan untuk menjadi pangan alternatif," kata Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP Artati Widiarti dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Menurut dia, pihaknya membuka kesempatan bagi masyarakat atau pelaku usaha lain untuk menerapkan atau mengembangkan inovasi para perekayasa. Artati memastikan, tim PDSPKP siap mendampingi pelaku usaha, khususnya UMKM untuk ikut berinovasi. "Total inovasi balai kita ada sekitar 291, kita terbuka bagi masyarakat yang ingin menerapkan," ucapnya.

Artati berharap, dengan semakin banyak hasil inovasi yang diterapkan, bisa mendukung sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional.

Sebagaimana diketahui, salah satu peserta program Inkubator Bisnis Inovasi Produk Kelautan dan Perikanan (Inbis Invapro KP) dari Balai Besar Pengujian Penerapan Produk Kelautan dan Perikanan (BBP3KP) Usup Supriatna, berhasil membuat produk mie kristal dari rumput laut.

Pada awal 2020, produk mie kristal rumput laut buatan Usup mulai masuk ke sejumlah pameran. Pemasaran produk tersebut semakin luas setelah diminati oleh klinik kesehatan untuk ditawarkan ke sejumlah pelaku diet serta adanya kerjasama dengan agen di Majalengka, Cianjur hingga Medan.

Bahkan saat pandemi Covid-19, masih menurut Usup, permintaan atas produknya tersebut semakin meningkat. Perhari, Usup bisa memproduksi hingga 500 potong.

Agar produknya semakin menjangkau berbagai daerah, Usup pun bergabung dengan pasarlautindonesia.id dan mengikuti gerakan Bangga Buatan Indonesia. Dia berharap, usahanya semakin berkembang dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar.

 

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement