Jumat 25 Sep 2020 19:31 WIB

PTBA Gandeng Angkasa Pura Bangun PLTS di Bandara

Melalui PLTS atap diharapkan bisa menghemat tagihan listrik bulanan di bandara.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
PLTS atap (ilustrasi).  PT Bukit Asam, Tbk (PTBA) akan bekerja sama dengan PT Angkasa Pura untuk membangun PLTS di Bandara di Indonesia.
Foto: ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/aww.
PLTS atap (ilustrasi). PT Bukit Asam, Tbk (PTBA) akan bekerja sama dengan PT Angkasa Pura untuk membangun PLTS di Bandara di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 720 solar panel dengan kapasitsa 241 kilo watt peak (kWp) akan menghiasi atap Gedung Airport Operation Control Center (AOCC) Bandara Soekarno Hatta Tangerang, Banten. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) tersebut akan mulai beroperasi penuh pada 1 Oktober 2020 nanti.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi mengapresiasi langkah yang diambil PT Angkasa Pura II dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) sebagai bagian dari dukungan terhadap program energi bersih yang bersumber dari Energi Baru Terbarukan (EBT) sekaligus efisiensi pemakaian listrik.

Baca Juga

"Pemasangan PLTS Atap secara masif di berbagai fasilitas publik merupakan aksi konrkit dalam merealisasikan gerakan nasional sejuta surya atap. Apa yang dilakukan oleh PT Angkasa Pura II & PTBA dengan dukungan BUMN lainnya merupakan kolaborasi yang sangat progresif dalam mendukung energi bersih berkelanjutan. PT BA yang awalnya merupakan perusahaan batubara, kini bertransformasi menjadi penyedia energi, dan turut aktif mendukung gerakan energi bersih. Ini merupakan transformasi di sektor energi yang sangat positif," kata Agung di Jakarta, Jumat (25/9).

Melalui PLTS Atap, sambung Agung, juga dapat menghemat tagihan listrik bulanan Bandara Soekarno-Hatta. “Ini juga akan menghemat tagihan listrik, listriknya juga bisa impor-ekspor dengan PLN,” ujarnya.

Pemerintah sendiri terus mendorong pemanfaatan energi surya secara masif. Hingga semester-I 2020 tercatat kapasitas PLTS atap terpasang sekitar 11,5 MW dari 2.346 pelanggan PLN.

Pemerintah menargetkan porsi bauran energi terbarukan bisa mencapai 23 persen pada 2025. “Untuk mencapai target EBT 23 persen tahun 2025, berbagai langkah kita lakukan paralel. Termasuk penyempurnaan regulasi terkait harga EBT agar investasinya jadi lebih menarik,” tambah Agung.

Sementara itu, President Director PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin mengatakan keberadaan PLTS sebagai sumber energi listrik merupakan pintu masuk bagi pemanfaatan EBT berikutnya dalam mengusung konsep Green Airport di Bandara Soekarno-Hatta.

“EBT sudah selayaknya mendapat tempat di sektor kebandarudaraan nasional, dan PT Angkasa Pura II memulai ini di Bandara Soekarno-Hatta yang merupakan bandara terbesar di Indonesia. Harapannya, apa yang dilakukan di Bandara Soekarno-Hatta ini dapat mendorong bandara-bandara lain juga mengadopsi EBT melalui PLTS," ungkap Awaluddin.

Pengoperasian PLTS di kawasan Bandara Soekarno-Hatta ini juga sejalan dengan upaya Kementerian BUMN dalam Percepatan Pengembangan dan Pemanfaatan Energi Surya di BUMN.  “Kami akan membahas mengenai kemungkinan pemanfaatan energi surya di bandara-bandara lain di bawah pengelolaan PT Angkasa Pura II,” ungkap Muhammad Awaluddin.

Meskipun berlokasi di kawasan AP II, PLTS di Gedung AOCC ini dibangun oleh PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang juga menggandeng anak usaha PT LEN Industri yakni PT Surya Energi Indotama. Pengoperasian PLTS dijalankan oleh PTBA secara langsung.

Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Arviyan Arivin menambahkan PLTS ini merupakan wujud dan komitmen sinergi BUMN dalam pengembangan EBT. "Kami harap kerja sama dan sinergi seperti ini bisa terus terjalin dan ditingkatkan ke depannya," kata Arviyan.

Ia juga menambahkan bahwa PTBA selalu siap bekerjasama untuk mendukung penerapan Green Airport dan mengembangkan PLTS-PLTS di bandara-bandara yang dikelola oleh Angkasa Pura II. PTBA terus berupaya melakukan diversifikasi bisnis di luar batu bara, sesuai visi untuk menjadi perusahaan energi kelas dunia yang ramah lingkungan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement