Jumat 25 Sep 2020 09:14 WIB

Lima Saran Bagi Pebisnis untuk Hadapi Kuartal IV 2020

Pelaku usaha diimbau untuk menyesuaikan model bisnis dengan kondisi saat ini.

Situasi pandemi yang sedang berlangsung selama beberapa bulan terakhir, memaksa merek dan bisnis, khususnya UMKM bekerja keras menjaga kelangsungan dan kelancaran operasi bisnis.
Foto: Pixabay
Situasi pandemi yang sedang berlangsung selama beberapa bulan terakhir, memaksa merek dan bisnis, khususnya UMKM bekerja keras menjaga kelangsungan dan kelancaran operasi bisnis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Situasi pandemi yang sedang berlangsung selama beberapa bulan terakhir, memaksa merek dan bisnis, khususnya UMKM bekerja keras menjaga kelangsungan dan kelancaran operasi bisnis. Memasuki kuartal keempat di akhir tahun 2020, sentimen terhadap epidemi masih terasa sangat kuat.

Di tengah guncangan yang ada, penting bagi para pelaku bisnis untuk memiliki parameter khusus guna mengevaluasi posisi mereka saat ini serta membuat perencanaan bisnis yang matang untuk beberapa bulan mendatang. Melina Marpaung, Head of Commercial Zilingo, dalam siaran resmi, Jumat (25/9), memberikan saran untuk menjadi pertimbangan para merek dan bisnis untuk menghadapi kuartal terakhir tahun yang penuh tantangan ini sebagai berikut.

1. Tinjau manajemen inventaris

Meninjau inventaris merupakan parameter penting untuk mengevaluasi kesehatan bisnis. Jika terlalu banyak stok persediaan di gudang, ini waktu yang tepat untuk mengevaluasi stok.

"Mengurangi inventaris dapat membantu menurunkan biaya inventaris tanpa mengorbankan kualitas barang yang terjual atau merepotkan pelanggan,” ujar Melina.

Melina menambahkan, situasi ini mungkin timbul dengan beberapa kelebihan pesanan untuk produk jenis tertentu. Salah satu solusi yang layak adalah melakukan proses pengadaan produk dari pemasok lain dengan harga lebih baik.

Cobalah mencari alternatif dropshipper sehingga dapat menghilangkan biaya pengiriman dan gudang. Menemukan pemasok lain yang memberikan harga kompetitif dapat membantu proses pengadaan dan memangkas biaya operasional.

2. Fokus pada kompetensi inti bisnis

Pemilik usaha kecil seringkali tidak dapat membedakan konsep diversifikasi, dan mengartikannya untuk menyediakan koleksi produk yang berbeda. Menambahkan produk atau layanan lain ke penawaran bukanlah diversifikasi. Hal ini justru hanya membuang-buang waktu dan uang jika dilakukan tanpa mengevaluasi permintaan pasar yang tepat atau perilaku konsumen lokal.

"Menginvestasikan waktu, uang, dan upaya yang tidak terpusat pada penawaran inti usaha pada akhirnya dapat merusak merek dan reputasi,” jelas Melina.

Maka, sekarang adalah saat yang tepat bagi untuk meninjau kembali beberapa keputusan tersebut.

3. Sesuaikan model bisnis

Sebagai pengusaha atau pemilik bisnis, pelaku usaha harus mengakomodasi dan mengikuti tren yang berubah, khususnya pada situasi pandemi yang terjadi tahun ini. Jika bisnis bertahan dari krisis, pelaku usaha harus beradaptasi dan memanfaatkan peluang yang tepat.

“Terkadang, mengubah model bisnis mungkin terlihat sebagai upaya terakhir untuk bertahan hidup. Anda dapat memulai dengan mengubah kategori produk, menyederhanakan proses pembayaran, dan lainnya. Dengan begitu, bisnis dapat terus beradaptasi dengan tren dan pola konsumsi dari konsumen,” tambah Melina.

4. Lindungi arus kas

Di saat krisis, seseorang perlu menurunkan ekspektasi dari kinerja bisnis. Usahakan untuk memusatkan perhatian pada kelancaran operasi, selain keuntungan yang dapat diraih.

Berhati-hatilah dalam memprioritaskan kebutuhan dengan cara mengurangi pengeluaran, menghentikan proses inventaris sementara, dan tunda rencana ekspansi. Selain itu, persiapkan bisnis dengan rencana keuangan cadangan untuk mengantisipasi skenario kasus terburuk.

Pastikan untuk selalu memantau keuangan dengan menganalisis laporan keuangan secara teratur. Ini untuk memastikan arus kas tetap lancar. 

"Hindari mengambil utang bisnis tanpa kemampuan untuk melunasinya. Dengan cara ini, Anda dapat mencegah bisnis dari tekanan finansial yang tidak semestinya atau bahkan kehabisan dana,” jelas Melina.

5. Manfaatkan teknologi

Masa pandemi merupakan waktu yang tepat untuk menjadi inovatif guna mencari cara baru menjangkau konsumen lewat bantuan teknologi.

Mulailah berjualan di pasar daring atau media sosial, atau bahkan menjual dalam jumlah besar untuk meningkatkan omset.

Pertimbangkan lebih banyak promosi, dan tingkatkan upaya pemasaran digital melalui strategi dan konten yang terjangkau namun menarik.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement