Rabu 23 Sep 2020 16:37 WIB

Pemerintah Genjot Belanja Demi Cegah Resesi pada Kuartal III

Akibat pandemi, banyak komoditas mengalami penurunan permintaan.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Friska Yolandha
Petani merawat buah kopi jelang masa panen di perkebunan kopi Desa Jabal Antara, Aceh Utara, Aceh, Ahad (20/9/2020). Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki menyatakan pemerintah kini tengah berupaya melakukan berbagai cara agar pertumbuhan ekonomi pada kuartal III (Q3) tahun ini tidak negatif. Dengan begitu, perekonomian tidak masuk jurang resesi.
Foto: ANTARA/Rahmad
Petani merawat buah kopi jelang masa panen di perkebunan kopi Desa Jabal Antara, Aceh Utara, Aceh, Ahad (20/9/2020). Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki menyatakan pemerintah kini tengah berupaya melakukan berbagai cara agar pertumbuhan ekonomi pada kuartal III (Q3) tahun ini tidak negatif. Dengan begitu, perekonomian tidak masuk jurang resesi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki menyatakan pemerintah kini tengah berupaya melakukan berbagai cara agar pertumbuhan ekonomi pada kuartal III (Q3) tahun ini tidak negatif. Dengan begitu, perekonomian tidak masuk jurang resesi. 

Seperti diketahui, bila sebuah negara mengalami pertumbuhan ekonomi negatif selama dua kuartal berturut-turut, maka terjadi resesi. "Jadi pemerintah lagi push spending belanja supaya tidak negatif pada Q3, paling tidak, kontraksinya tidak terlalu besar," ujar Teten dalam webinar, Rabu (23/9).

Baca Juga

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi memang tergantung pada penanganan Covid-19. "Berapa pun belanja pemerintah dan BUMN, tidak akan bisa kembali kekuatan daya beli masyarakat sebelum Covid-19," tutur dia. 

Maka, kata dia, semua harus bersiap dalam situasi tidak pasti ini. Teten menilai, situasi cukup berat seperti sekarang akan dirasakan hingga kuartal I 2021.

Ia menyatakan, akibat pandemi Covid-19, banyak komoditas mengalami penurunan permintaan, baik di pasar domestik maupun ekspor. Salah satunya komoditas kopi. 

"Padahal kopi produksinya sekarang lagi baik, tapi lalu hadapi pandemi. Dengan begitu penyerapan komoditas ini terganggu," jelasnya. 

Teten menyebutkan, sebanyak 96,6 persen kopi dihasilkan dari kebun raya. "Maka saya kira ini penting cari solusi, saya diperintah presiden cari cara bagaimana bisa serap berbagai produk pangan yang saat ini tidak diserap market domestik dan ekspor," tuturnya. 

Dirinya menuturkan, ada beberapa skema yang tengah dirumuskan Kementerian Koperasi (Kemenkop) UKM. Di antaranya melibatkan koperasi di sekitar daerah produsen kopi, setelah mendapat pembiayaan dari koperasi, lalu diperkuat dan dihubungkan dengan off taker seperti Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau swasta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement