Ahad 13 Sep 2020 08:03 WIB

Survei Wego: Tren Staycation Meningkat Selama Pandemi

Survei Wego: Tren Staycation Meningkat Selama Pandemi

Rep: Arie Liliyah (swa.co.id)/ Red: Arie Liliyah (swa.co.id)
.
.

Wego, online travel marketplace mengadakan survei untuk mengetahui tren staycation selama masa pandemi di Indonesia. Sebanyak 26% responden menyatakan keinginannya untuk staycation saat keadaan sudah memungkinkan.

Setelah karantina wilayah di Indonesia perlahan melonggar, Wego meninjau jumlah pencarian hotel di aplikasi dan situs Wego.co.id yang mengindikasikan minat pengguna untuk melakukan staycation. Sejalan dengan hasil survei, jumlah pencarian hotel sepanjang Mei - Agustus 2020 menunjukkan perkembangan, dengan Bandung, Yogyakarta, Jakarta, dan Bali sebagai kota dengan angka tertinggi.

Kota pertama survei ini adalah Bandung. Pencarian hotel di Bandung mulai menunjukkan perkembangan bulanan positif sebesar 44% di bulan Mei. Puncak kenaikan terjadi di bulan Juni, di mana angka pencarian naik 51% dibandingkan bulan sebelumnya. Kemudian pada bulan Juli, pencarian hotel Bandung di Wego menunjukkan sedikit penurunan sebesar 3% dibandingkan bulan sebelumnya.

Perkembangan positif kembali terlihat pada bulan Agustus, khususnya pada pekan libur panjang Hari Kemerdekaan (17 Agustus) dan Tahun Baru Islam (20 Agustus). Pada minggu tersebut, Wego mencatat kenaikan mingguan jumlah pencarian hotel Bandung sebesar 35% dibandingkan pekan sebelumnya. Secara keseluruhan, jumlah pencarian Agustus mengalami kenaikan sebesar 10% dibandingkan Juli.

Kaushal Pilikuli, Director Growth Marketing APAC Wego mengatakan, “Tren peningkatan yang signifikan di awal ini terjadi karena Jawa Barat membuka pariwisatanya lebih dulu dari kota-kota lain, tentunya dengan penerapan norma kebiasaan baru untuk pencegahan dan pengendalian COVID-19. Dengan akses jalu darat yang mudah dijangkau dari kota-kota sekitar, tak heran Bandung menjadi kota yang diminati untuk staycation.”

Untuk tipe hotel yang paling diminati, hotel berbintang 4 dan 5 berada di peringkat teratas; 30% untuk hotel bintang 4 dan 25% untuk hotel bintang 5. Kisaran tarif hotel-hotel ini adalah Rp460.000 - Rp1.300.000 per kamar per malam.

Kota kedua adalah Yogyakarta. Kota ini pariwisatanya dibuka untuk uji coba pada Juni lalu juga paling cepat menunjukkan perkembangan positif. Kenaikan jumlah pencarian hotel sebesar 26% terjadi di bulan Juni. Jumlah tersebut mencapai puncak di bulan Juli, di mana angka pencarian hotel meningkat hampir 300% dibandingkan bulan sebelumnya.

Data Wego juga mencatat kenaikan signifikan pada pekan liburan tanggal 17 dan 20 Agustus lalu. Jumlah pencarian hotel Yogyakarta pada minggu tersebut mengalami lonjakan sebesar 109% dibandingkan minggu sebelumnya. Namun, jumlah pencarian hotel Yogyakarta bulan Agustus masih lebih sedikit 17% dibandingkan bulan Juli.

Sama seperti Bandung, hotel yang paling banyak diminati di Yogyakarta adalah hotel bintang 4 (28%) disusul dengan hotel bintang 5 (24%). Kisaran tarif hotel-hotel ini adalah Rp315.000 - Rp1.112.000 per kamar per malam.

Ketiga adalah Jakarta. Minat masyarakat untuk staycation di ibu kota mengalami perkembangan positif dari bulan ke bulan, meski cenderung lambat dan tidak signifikan dibandingkan kota-kota lainnya. Hal ini disinyalir karena penambahan kasus positif di Jakarta yang selalu tinggi, serta masa PSBB dan PSBB Transisi DKI Jakarta yang berlangsung lama.

Pada pekan liburan Hari Kemerdekaan dan Tahun Baru Islam yang jatuh di bulan Agustus, minat pengguna Wego untuk melakukan staycation di Jakarta mengalami kenaikan sebesar 53% dibandingkan minggu sebelumnya. Meski demikian, total kenaikan yang terjadi pada bulan Agustus hanya 8% dibandingkan Juli.

Persentase hotel yang paling diminati di Jakarta cukup berimbang antara hotel bintang 3, 4, dan 5. Sebanyak masing-masing 30% pengguna Wego melihat hotel bintang 4 dan 5, disusul dengan hotel bintang 3 yang dilihat oleh 28% pengguna. Kisaran harga hotel-hotel tersebut mulai dari Rp394.000 - Rp1.686.000.

Keempat adalah Bali yang menutup pariwisatanya sejak akhir Maret hingga Juli dan baru dibuka kembali untuk wisatawan domestik pada 31 Juli. Penutupan pariwisata yang cukup panjang, ditambah syarat memasuki wilayah Bali yang ketat berimbas pada lesunya minat wisatawan untuk datang dan menginap di hotel-hotel Bali.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan swa.co.id. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab swa.co.id.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement