Selasa 18 Aug 2020 16:50 WIB

Erick Thohir: Renovasi Sarinah Pertahankan Cagar Budaya

Transformasi dan modernisme harus dilakukan tapi tetap menjaga cagar budaya

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
Mal Sarinah yang merupakan pusat perbelanjaan pertama di Indonesia, diambil dari nama pengasuh Presiden Soekarno.
Foto: Republika
Mal Sarinah yang merupakan pusat perbelanjaan pertama di Indonesia, diambil dari nama pengasuh Presiden Soekarno.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan transformasi pusat perbelanjaan Sarinah tidak akan menghilangkan unsur cagar budaya. Erick mengaku sudah berkoordinasi dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait transformasi Sarinah. Erick menilai sinergitas antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan BUMN menjadi hal yang penting dalam merealisasikan transformasi Sarinah.

"Ini lah kenapa sinergitas antara kita dengan Pemda juga penting. Kita lihat dekat dengan Sarinah sendiri ada monas, ke sanaan ada Kota Tua. Kemarin saya juga sudah bicara dengan Pak Anies bagaimana salah satunya kita ini harus sinergi seperti yang sudah dilakukan antara KAI dan MRT," ujar Erick saat pencanangan perdana transformasi Sarinah di pusat pembelanjaan Sarinah, Jakarta, Selasa (18/8).

Baca Juga

Dengan bersinergi, kata Erick, pemerintah pusat dan pemerintah daerah serta BUMN berhasil mewujudukan pengelolaan moda transportasi yang terintegrasi di Ibu Kota Jakarta. Erick berharap Sarinah ke depan juga akan menjadi ikon Jakarta dan Indonesia yang dapat menarik minat wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. Erick menilai hal ini dapat terlaksana mengingat telah terintegrasinya moda transportasi di Jakarta.

"Titik-titik dari turis, termasuk turis asing kita bisa sambungkan yang milik BUMN, Pemda atau Pempus ini kan jadi salah satu hal yang positif supaya tidak kalah dengan kota-kota besar di dunia. Ini sinergisitas untuk menjadi win-win, termasuk kita menjaga cagar budayanya jangan dihancurkan," uvap Erick.

Erick menegaskan transformasi dan modernisme memang harus dilakukan namun dengan tetap menjaga cagar budaya yang telah menjadi bagian dari sejarah.

Direktur Utama Sarinah Fetty Kwartati mengatakan renovasi gedung Sarinah telah mendapat rekomendasi dari tim sidang pemugaran cagar budaya. Fetty menyebut renovasi Sarinah dengan nilai investasi sebesar Rp 700 miliar juga memerhatikan aspek cagar budaya yang harus dipertahankan.

"Misalnya kalau dilihat di market itu ada kolam pantul, itu memunculkan kembali histori cagar budaya yang ada di sarinah sebelumny. Kemudian, ada tangga dan relief yang nanti akan kita tunjukan dibuka tahun depan," ujar Fetty.

Fetty mengatakan nilai-nilai sejarah akan tetap dipertahankan dan menjadi kekuatan tersendiri bagi Sarinah. Fetty menyebut kolam pantul dapat menjadi objek bagi para turis-turis untuk datang melihat heritage tersebut.

"Kemudian ada museum Sarinah yang nanti akan bangun dengan relief dan sejarah, kemudian momentum-momentum dari tahun 60-an itu bisa jadi edukasi yang bisa kaitkan dengan kegiatan dan gerakan lokalitas sehingga mereka akan semakin mengenal budaya dan semakin mencintai produk lokal dan sejarah kita," kata Fetty.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement