Senin 17 Aug 2020 13:12 WIB

HUT ke-75 RI, Hipmi Ajak Pemuda Jaga Kedaulatan Ekonomi

Ekonomi RI bisa ditingkatkan jika banyak bermunculan entrepreneur muda.

Ketua Umum BPP HIPMI Mardani H Maming membacakan jajarana pengurus pada pelantikan Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) Masa Bakti 2019-2022 di Jakarta, Rabu (15/1/2020).
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Ketua Umum BPP HIPMI Mardani H Maming membacakan jajarana pengurus pada pelantikan Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) Masa Bakti 2019-2022 di Jakarta, Rabu (15/1/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) mendorong peran pemuda menjaga kedaulatan ekonomi dalam memperingati HUT ke-75 kemerdekaan Republik Indonesia. Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) Hipmi Mardani H Maming menilai kemerdekaan ekonomi bisa dicapai jika pemikiran anak muda Indonesia mulai berubah dari pola pikir bekerja untuk orang lain, menjadi bekerja secara mandiri dan mempekerjakan orang lain.

"Indonesia sudah merdeka 75 tahun, apakah kita sudah merdeka dari semuanya? Kita bisa merdeka dari penjajahan, tapi kita belum merdeka dari perekonomian. Perjuangan-perjuangan itulah yang harus kita bisa perjuangkan dan kita harus selalu mengingat, tidak ada sejarah negara dan tidak ada sejarah bangsa ini yang bisa merubah. Kecuali yang merubah adalah anak muda," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (17/8).

Baca Juga

Maming menuturkan pandemi Covid-19 ini telah menghantam semua lini, termasuk ekonomi. Namun, ekonomi bisa ditingkatkan jika banyak bermunculan entrepreneur muda yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan.

"Untuk menjadi negara maju kita butuh 10 persen jumlah penduduk untuk menjadi pengusaha, maka tingkat pengangguran di Indonesia bisa dikurangi dan pergerakan ekonomi bisa meningkat," ujarnya.

Mantan Bupati Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan itu mengatakan dalam lima hingga 10 tahun ke depan, ia percaya bahwa pemimpin bangsa Indonesia adalah anak muda dalam memasuki era bonus demografi.

Namun, ia mengingatkan pemerintah harus mengatur regulasi agar anak-anak muda berani menjadi pengusaha. Jika tidak, maka bukan era bonus demografi yang dihadapi tetapi era bencana bonus demografi.

"Kalau tidak ada regulasi, mau jadi pengusaha takut, modal susah dan persaingan ketat. Kalau kita tidak membuat regulasi untuk anak muda, era bencana bonus demografi yang kita hadapi. Karena kita tidak mempersiapkan anak muda kalau tidak dibuat regulasinya, anak muda harus diberi kesempatan," ungkapnya.

Maming berharap para pengusaha bisa berperan aktif menggerakkan perekonomian bangsa. Ia juga berharap usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) khususnya di bawah organisasinya juga bisa lahir sebagai puncak perekonomian bagi bangsa dan negara.

"Peran pengusaha Hipmi di era new normal ini sangat diharapkan mampu membangun ekosistem sistem usaha yang sehat, serta berperan aktif dalam membangun ekonomi bangsa pasca pandemi Covid-19 seperti saat ini. Diharapkan, dapat menciptakan anak muda yang nasionalis dan harus bermain di negerinya sendiri untuk mendirikan suatu iklim ekonomi yang berpihak kepada anggota dengan diberi mandat," tuturnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement