Kamis 13 Aug 2020 05:52 WIB

Harga Emas Tinggi, Penjualan Logam Mulia Hartadinata Meroket

Pada kuartal II 2020, Hartadinata mencatat pendapatan Rp 1,9 triliun.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Produsen dan penyedia perhiasan emas terintegrasi Indonesia, PT Hartadinata Abadi Tbk (Hartadinata) mengalami peningkatan penjualan logam mulia pada kuartal II 2020. Peningkatan penjualan terjadi seiring menjulangnya harga emas selama pandemi Covid-19.
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Produsen dan penyedia perhiasan emas terintegrasi Indonesia, PT Hartadinata Abadi Tbk (Hartadinata) mengalami peningkatan penjualan logam mulia pada kuartal II 2020. Peningkatan penjualan terjadi seiring menjulangnya harga emas selama pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Produsen dan penyedia perhiasan emas terintegrasi Indonesia, PT Hartadinata Abadi Tbk (Hartadinata) mengalami peningkatan penjualan logam mulia pada kuartal II 2020. Peningkatan penjualan terjadi seiring menjulangnya harga emas selama pandemi Covid-19.

"Sejak pertengahan Maret sampai saat ini, logam mulia jadi primadona dibandingkan perhiasan," kata Chief Executive Officer Hartadinata, Sandra Sunanto, Rabu (11/8).

Baca Juga

Meningkatnya penjualan logam mulia, turut mendorong naiknya pendapatan perusahaan pada kuartal II 2020. Pada periode itu, perseroan mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar Rp 1,9 triliun. Jumlah ini meningkat sebesar 198 miliar dibandingkan dengan pendapatan kuartal II 2019 yang sebesar Rp 1,7 triliun. 

Dengan meningkatnya harga emas di tahun ini dan juga meningkatnya permintaan akan logam mulia di kuartal II 2020, perseroan memutuskan untuk meningkatkan pengadaan produk logam mulia dari pecahan 0,1 gr sampai dengan 100 gram. Tujuannya adalah untuk memenuhi permintaan seluruh kalangan masyarakat Indonesia yang ingin berinvestasi di logam mulia selain perhiasan emas. 

Sandra mengakui 2020 adalah tahun yang sangat menantang bagi para pelaku bisnis, terutama dengan adanya pandemi Covid-19 yang berdampak dahsyat pada perekonomian dunia. Pihaknya pun telah menyusun berbagai strategi untuk tetap bisa tumbuh positif pada tahun ini.

Strategi tersebut di antaranya memperkuat integrasi vertikal dan memperluas penetrasi pasar di Indonesia. Menurut Sandra, Hartadinata juga melakukan pengembangan product dan pasar serta memperkuat Divisi Research and Design guna meningkatkan kualitas produk.

Penguatan integrasi vertikal usaha dilakukan melalui kanal penjualan digital e-commerce, yaitu platform hrta.store.com, Masduit dan Shopee. Sementara ini Hrta.store.com ditujukan untuk pelanggan grosir dan retail, sedangkan Masduit dan Shopee ditujukan untuk pengguna akhir. 

"Langkah ini merupakan strategi dalam menjaga keberlangsungan aktivitas usaha Perseroan di tengah pandemi Covid-19. Selain itu, hal juga diharapkan dapat membantu mengurangi risiko penyebaran Covid-19 antara sales Hartadinata dengan para pelanggan," tutur Sandra.

Hingga saat ini, Hartadinata sudah memiliki 49 gerai toko emas ACC yang tersebar di seluruh Indonesia. Ke depannya Perseroan menargetkan peningkatan toko emas ACC hingga mencapai 100 unit pada tahun 2021. 

Selain itu, untuk memperkuat posisi di segmen pasar menengah ke atas, Perseroan juga telah membuka 3 toko Claudia Perfect Jewellery dan 2 toko Celine Jewellery yang fokus pada perhiasan berlian mewah, serta 3 toko ACC Premium yang fokus pada perhiasan emas kadar tinggi.

Hingga akhir 2020, perseroan menargetkan bisa memperoleh pendapatan mencapai Rp4 triliun dengan laba bersih sebesar Rp170 miliar. Sandra berharap logam mulia bisa memberikan kontribusi penjualan sebesar 25 persen sampai akhir tahun ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement