Selasa 23 Jun 2020 19:04 WIB

Ekosistem Daring Jadi Penopang Ekonomi New Normal

Di era new normal masyarakat dipaksa untuk memilih platform belanja daring.

Pengguna Tokopedia bertransaksi melalui gawai. Berdasarkan riset GDP Venture, 30 persen konsumen memilih akan lebih sering berbelanja secara daring dibandingkan berbelanja ke toko, supermarket, ataupun mall, akibat pandemi Covid-19.
Foto: PUSPA PERWITASARI/ANTARA
Pengguna Tokopedia bertransaksi melalui gawai. Berdasarkan riset GDP Venture, 30 persen konsumen memilih akan lebih sering berbelanja secara daring dibandingkan berbelanja ke toko, supermarket, ataupun mall, akibat pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Vice President Public Policy & Government Relations Tokopedia Astri Wahyuni menilai ekosistem daring (online) akan menjadi penopang ekonomi di era normal baru. Berdasarkan riset GDP Venture, 30 persen konsumen memilih akan lebih sering berbelanja secara daring dibandingkan berbelanja ke toko, supermarket, ataupun mall, akibat pandemi Covid-19.

"Sebagian dari konsumen akan memilih platform online untuk belanja. Jadi kami melihat ini juga merupakan perubahan perilaku dari konsumen yang kita harus bisa manfaatkan momentum ini untuk ajak dunia usaha bergabung ke platform online, sehingga permintaan dan penawaran dapat terhubung dengan baik," ujar Astri dalam webinar yang diselenggarakan Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) di Jakarta, Selasa (23/6).

Baca Juga

Astri menuturkan, dengan adanya pandemi, hampir tidak ada acara offline berlangsung. Sementara banyak sekali pengusaha-pengusaha yang mengandalkan bazar atau acara offfline untuk menopang bisnisnya. Oleh karena itu, Tokopedia mengajak komunitas untuk bergabung dan mencoba menyelenggarakan acara secara daring.

"Seperti Jakcloth, ini adalah acara fashion merek lokal. Dengan dibawa ke Tokopedia, pertumbuhan pesanan pada penjual barang/jasa yang terlibat sampai 4,6 kali lipat," kata Astri.

 

Ada pula Jakarta Sneakers Day yang merupakan salah satu acara tahunan bagi komunitas pecinta sneakers. Dengan masuk ke ekosistem daring, terdapat peningkatan penjualan barang sebesar 3,7 kali lipat bagi merchant yang berpartisipasi di acara tersebut.

"Kita melihat pertumbuhan ketika dibawa ke online itu sangat tinggi. Kenapa? Karena sebetulnya ekosistem ini mampu menjangkau ke seluruh indonesia. Kalau dulu mungkin target Jakcloth dan Jakarta Sneakers betul-betul masyarakat Jakarta. Dengan dibawa ke online, mereka bisa menjangkau ke seluruh masyarakat Indonesia," ujar Astri.

Selain itu, lanjut Astri, pihaknya juga memiliki kolaborasi untuk mendorong UMKM Indonesia bisa go online. Ia mencontohkan #SatuDalamKopi yang merupakan inisiatif kolaborasi Tokopedia, Kemenperin, dan Kemenparekraf untuk mendukung UKM lokal.

Saat kampanye berlangsung, terjadi kenaikan trafiksebanyak 75 persen. Dalam tujuh hari, kampanye tersebut berhasil menumbuhkan penjualan harian kopi dan produk terkait kopi masing-masing sebesar 57 persen dan 39 persen.

"Kita coba penetrasi ke komunitas-komunitas dan meminta mereka lakukan invoasi untuk di online. Dalam tujuh hari kampanye #SatuDalamKopi, penjualan harian tumbuh 57 persen, sehingga sampai sekarang mereka belum me-layoff atau mengurangi karyawan dan tetap bisa bertahan karena adanya platform online," kata Astri.

Astri menekankan, sesungguhnya banyak sekali fitur-fitur di eksositem daring yang bisa dimanfaatkan dan dikolaborasikan terutama untuk pelaku UMKM untuk menyongsong era normal baru.

Tokopedia melihat ke depannya konsumen akan tetap berbelanja secara daring dan justru memaksa diri mereka memahaminya agar tidak terlalu sering pergi ke keramaian di masa pandemi.

"Di sisi lain, teman-teman UMKM, banyak akhirnya on board dan merasakan , "Oh ternyata kalau bergabung dengan ekosistem online, penetrasi pasar maupun potensi pasar yang bisa dijangkau itu jauh lebih besar dari hanya mengandalkan bisnis offline," ujar Astri.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement