Jumat 19 Aug 2022 11:43 WIB

Neraca Pembayaran Indonesia Kuartal II 2022 Surplus Rp 35,65 Triliun

Jumlah neraca pembayaran tersebut setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Layar memampilkan logo Bank Indonesia (BI). Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal II 2022 mencatat surplus yang menopang terjaganya ketahanan eksternal. Pada kuartal II 2022, NPI mencatat surplus 2,4 miliar dolar AS atau sekitar Rp 35,65 triliun, setelah mengalami defisit 1,8 miliar dolar AS pada kuartal sebelumnya.
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Layar memampilkan logo Bank Indonesia (BI). Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal II 2022 mencatat surplus yang menopang terjaganya ketahanan eksternal. Pada kuartal II 2022, NPI mencatat surplus 2,4 miliar dolar AS atau sekitar Rp 35,65 triliun, setelah mengalami defisit 1,8 miliar dolar AS pada kuartal sebelumnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal II 2022 mencatat surplus yang menopang terjaganya ketahanan eksternal. Pada kuartal II 2022, NPI mencatat surplus 2,4 miliar dolar AS atau sekitar Rp 35,65 triliun, setelah mengalami defisit 1,8 miliar dolar AS pada kuartal sebelumnya.

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono menyampaikan peningkatan kinerja NPI tersebut didukung oleh surplus transaksi berjalan yang meningkat dan perbaikan defisit transaksi modal dan finansial. Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa pada akhir Juni 2022 mencapai 136,4 miliar dolar AS atau sekitar Rp 2.026,26.

Baca Juga

Jumlah tersebut setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional."Surplus transaksi berjalan meningkat signifikan pada kuartal II 2022 terutama ditopang oleh kinerja ekspor nonmigas yang semakin baik," katanya dalam keterangan pers, Jumat (19/8/2022).

Transaksi berjalan mencatat surplus sebesar 3,9 miliar dolar AS atau 1,1 persen dari PDB. Jumlah tersebut naik signifikan dari capaian surplus pada kuartal sebelumnya sebesar 0,4 miliar dolar AS atau 0,1 persen dari PDB.

Kinerja transaksi berjalan tersebut terutama didukung oleh peningkatan surplus neraca perdagangan nonmigas seiring dengan harga komoditas global yang tetap tinggi. Di sisi lain, defisit neraca perdagangan migas meningkat dipengaruhi oleh kenaikan impor.

Ini merespons peningkatan permintaan seiring dengan kenaikan mobilitas masyarakat, serta tingginya harga minyak dunia. Lebih lanjut, defisit neraca pendapatan primer dan neraca jasa juga mengalami peningkatan sejalan dengan akselerasi aktivitas ekonomi domestik dan pembayaran imbal hasil investasi pada periode laporan.

Sementara itu, kinerja transaksi modal dan finansial pada kuartal II 2022 tetap terjaga di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang tinggi. Transaksi modal dan finansial kuartal II 2022 mencatat defisit sebesar 1,1 miliar dolar AS atau 0,3 persen dari PDB.

Jumlah tersebut membaik dibandingkan dengan defisit 2,1 miliar dolar AS atau 0,7 persen dari PDB pada kuartal I 2022. Kinerja transaksi modal dan finansial ditopang oleh aliran masuk neto atau surplus investasi langsung sebesar 3,1 miliar dolar AS.

"Ini melanjutkan capaian surplus pada kuartal sebelumnya yang mencerminkan optimisme investor terhadap prospek pemulihan ekonomi dan iklim investasi domestik yang terjaga," katanya.

Selain itu, kinerja investasi portofolio juga menunjukkan perbaikan terbatas dengan mencatat defisit yang lebih rendah sebesar 0,4 miliar dolar AS, di tengah masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global. Di sisi lain, transaksi investasi lainnya mencatat kenaikan defisit terutama disebabkan oleh peningkatan kebutuhan pembayaran kewajiban yang jatuh tempo sesuai pola kuartalan.

Ke depan, Erwin menyampaikan Bank Indonesia senantiasa mencermati dinamika perekonomian global yang dapat memengaruhi prospek NPI. BI juga terus memperkuat bauran kebijakan guna menjaga stabilitas perekonomian, serta melanjutkan koordinasi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat ketahanan sektor eksternal.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement