Kamis 11 Aug 2022 23:51 WIB

ID FOOD Optimalkan Tol Laut untuk Distribusi Minyak Goreng

Distribusi minyak goreng Minyakita menjangkau Kupang, Timika dan Merauke

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (kiri) bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kanan) menunjukkan minyak goreng Minyakita sebelum di kirim ke Indonesia bagian timur di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (11/8/2022). Pemerintah mulai mengirimkan 1,3 juta liter minyak goreng kemasan sederhana seharga Rp14.000 per kilogram ke wilayah timur Indonesia guna menstabilkan harga khususnya di wilayah NTT, Maluku dan Papua.
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (kiri) bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kanan) menunjukkan minyak goreng Minyakita sebelum di kirim ke Indonesia bagian timur di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (11/8/2022). Pemerintah mulai mengirimkan 1,3 juta liter minyak goreng kemasan sederhana seharga Rp14.000 per kilogram ke wilayah timur Indonesia guna menstabilkan harga khususnya di wilayah NTT, Maluku dan Papua.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BUMN Holding Pangan ID FOOD berkomitmen mengoptimalkan fasilitas tol laut dalam mendistribusikan minyak goreng kemasan sederhana dengan merek dagang MinyaKita ke wilayah timur Indonesia.

"Kami mengoptimalkan fasilitas tol laut untuk memenuhi ketersediaan pangan minyak goreng kemasan rakyat dengan tujuan Indonesia Timur mulai Kupang, Timika, dan Merauke," kata Direktur Utama ID FOOD Frans Marganda Tambunan di Jakarta, Kamis.

Frans mengatakan pihaknya telah mengirimkan minyak goreng kemasan sederhana MinyaKita seharga Rp14.000 per liter melalui dukungan tol laut sebanyak 40 kontainer atau seberat 669,6 ton (744 ribu liter) dengan titik pengapalan berada di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Minyak goreng itu didistribusikan ke Kupang sebanyak 21 kontainer atau seberat 351 ton (390.600 liter), Timika sebanyak enam kontainer atau seberat 100,5 ton (111.600 liter), dan Merauke sebanyak 13 kontainer atau seberat 217,7 ton (241.800 liter).

"Pendistribusian minyak goreng itu juga persembahan BUMN Pangan untuk Hari Kemerdekaan Indonesia. Kami berkomitmen terhadap pemerataan ketersediaan pangan memenuhi kebutuhan masyarakat,? kata Frans.

Frans mengungkapkan bahwa wilayah timur Indonesia masih mengalami defisit ketersediaan minyak goreng, sehingga kegiatan pendistribusian tersebut menjadi upaya pemerataan minyak goreng ke seluruh pelosok negeri.

Kegiatan distribusi minyak goreng yang dilakukan ID FOOD melalui Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta Utara merupakan kali kedua perseroan menggunakan fasilitas tol laut untuk mengirimkan beberapa komoditas ke wilayah timur Indonesia terutama daerah-daerah yang dalam catatan perseroan belum sesuai harga eceran tertinggi pemerintah.

Sebelumnya pada 10 Mei 2022 lalu, ID FOOD telah mendistribusikan 300 ton minyak goreng dan 800 ton gula yang diangkut menggunakan fasilitas tol laut menuju Kupang di Nusa Tenggara Timur.

"Ke depan, kami secara reguler menggunakan tol laut untuk mendistribusikan produk-produk pangan. Kami punya beberapa cabang di daerah Indonesia timur yang selama ini ongkos logistik cukup mahal, seperti Kalimantan, Sulawesi, Papua, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat," terang Frans.

Fasilitas tol laut merupakan konsep pengangkutan logistik yang diluncurkan oleh pemerintah Indonesia untuk mengatasi tingginya disparitas harga komoditas antara wilayah barat dan timur.

Pada prinsipnya tol laut adalah penyelenggaraan angkutan laut secara tetap dan teratur yang menghubungkan pelabuhan-pelabuhan hub disertai feeder dari Sumatra hingga ke Papua dengan menggunakan kapal-kapal berukuran besar, sehingga diperoleh manfaat ekonomis dari program tersebut.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa pihaknya memberikan layanan tol laut untuk membuat harga ongkos pengiriman logistik menjadi relatif murah dan terjangkau, sehingga harga minyak goreng yang ditetapkan pemerintah senilai Rp 14.000 per liter itu tetap bisa dipertahankan.

Menurutnya, keberadaan tol laut mampu memperlancar distribusi barang yang diharapkan bisa mewujudkan pemerataan harga setiap komoditas di seluruh wilayah Indonesia.

"Kita tahu saat ini minyak goreng mempunyai problem dalam mencapai harga keterjangkauan masyarakat. Dengan tol laut tentu kita memberikan harga yang relatif murah dan terjangkau, sehingga harga yang ditetapkan Rp14.000 satu botol (satu liter) itu tetap bisa dipertahankan," kata Menteri Budi.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, harga rata-rata minyak goreng curah maupun kemasan sederhana saat ini telah menyentuh angka Rp14.000 per liter di seluruh Indonesia.

Harga rata-rata minyak goreng curah maupun kemasan sederhana di Jawa dan Bali telah mencapai Rp13.000 per liter. Sedangkan, harga rata-rata minyak goreng kemasan di Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi juga sudah mulai menyentuh angka Rp 14.000, bahkan ada yang mencapai Rp13.500 per liter.

Sementara itu, harga minyak goreng curah maupun kemasan di Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Papua masih berkisar antara Rp17.000 sampai Rp19.000 per liter.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan dukungan intervensi dari berbagai pemangku kepentingan mulai dari Kementerian Perhubungan, BUMN, hingga pihak swasta sangat dibutuhkan untuk menstabilkan harga minyak goreng terutama di wilayah timur Indonesia tersebut.

"Dengan tol laut ini, maka transportasi menjadi lebih ringan..., mudah-mudahan kerja sama tol laut membuat Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara Timur bisa menikmati harga minyak goreng kemasan sederhana Rp14.000," pungkas Menteri Zulkifli.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement