Jumat 07 May 2021 10:50 WIB

Imbal Hasil Obligasi AS Masih Tertekan, Rupiah Menguat

Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun masih berada di bawah level 1,6 persen.

Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat (7/5) pagi, melanjutkan penguatan seiring masih tertekannya imbal hasil obligasi Amerika Serikat.
Foto: Fakhri Hermansyah/ANTARA
Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat (7/5) pagi, melanjutkan penguatan seiring masih tertekannya imbal hasil obligasi Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat (7/5) pagi, melanjutkan penguatan seiring masih tertekannya imbal hasil obligasi Amerika Serikat. Pada pukul 9.55 WIB, rupiah menguat 42 poin atau 0,29 persen ke posisi Rp 14.277 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.319 per dolar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjensdra mengatakan, rupiah masih berpotensi menguat terhadap dolar AS hari ini. "Penguatan didukung oleh yield treasury AS yang masih tertekan dan optimisme pemulihan ekonomi global. Nilai tukar regional juga terlihat menguat terhadap dolar AS," ujar Ariston.

Baca Juga

Imbal hasil (yield) obligasi AS tenor 10 tahun masih berada di bawah level 1,6 persen sehingga memberikan tekanan terhadap dolar AS. "Hasil rapat moneter semalam, Bank Sentral Inggris juga menunjukkan optimisme pemulihan ekonomi Inggris tahun ini di atas level sebelum pandemi," kata Ariston.

Ariston mengatakan rupiah hari ini berpotensi menguat ke kisaran Rp 14.300 per dolar AS hingga Rp 14.280 per dolar AS dengan potensi resisten di kisaran Rp 14.350 per dolar AS. Pada Kamis (6/5) lalu, rupiah ditutup menguat 116 poin atau 0,8 persen ke posisi Rp 14.319 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.435 per dolar AS.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement