Kamis 15 Apr 2021 11:42 WIB

Jokowi Targetkan Ekonomi Kuartal II 2021 Tembus 7 Persen

Kuartal II menjadi periode penentu bagi pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2021.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Friska Yolandha
Suasana ibu kota. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan bahwa kuartal II menjadi periode penentu bagi pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2021 ini.
Foto: Prayogi/Republika
Suasana ibu kota. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan bahwa kuartal II menjadi periode penentu bagi pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2021 ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan bahwa kuartal II menjadi periode penentu bagi pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2021 ini. Tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun, menurutnya, ditentukan dari capaian di kuartal II kelak. 

"Hati-hati di kuartal II tahun ini, berarti bulan April, Mei, Juni ini sangat menentukan sekali pertumbuhan ekonomi kita bisa melompat naik atau tidak. Kalau tidak, kuartal berikutnya kita akan betul-betul sangat berat," ujar Jokowi dalam pengarahannya dalam Rakor Kepala Daerah Tahun 2021, Rabu (14/4). 

Baca Juga

Demi mencapai target pertumbuhan ekonomi positif sepanjang 2021, Jokowi pun memasang target kinerja ekonomi bisa tumbuh di atas 7 persen pada kuartal II. Angka ini perlu dicapai di kuartal II 2021, imbuh presiden, demi memastikan pertumbuhan ekonomi nasional pulih dari keterpurukan akibat pandemi. 

"Kita harus bisa meningkatkan paling tidak di atas 7 persen di kuartal II. Bukan barang yang mudah. Tetapi kalau (ada) dukungan dari daerah, saya yakin ini menjadi sesuatu yang mudah. Karena begitu di kuartal II bisa mencapai angka itu, kuartal berikutnya akan lebih mudah," ujar Jokowi. 

Salah satu jurus yang diyakini pemerintah paling ampuh dalam mendongkrak pertumbuhan adalah memperderas aliran investasi. Jokowi pun meminta kepala daerah benar-benar menggelar karpet merah bagi investor agar lapangan kerja ikut tercipta. Serapan lapangan kerja ini pun dipercaya bisa meningkatkan kesejahteraan warga di daerah dan berujung pada naiknya konsumsi. 

"Daerah jangan memperlambat izin invetasi. Karena investasi itu menciptakan lapangan pekerjaaan. Artinya kalau memperlambat izin juga memperlambat penciptaan lapangan kerja yang ada di daerah yang dipimpin oleh Saudara-Saudara sekalian," ujar Jokowi. 

Sebelumnya, pemerintah masih memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal I 2021 pada kisaran minus satu persen hingga minus 0,1 persen. Adapun proyeksi ini lebih baik jika dibandingkan posisi pertumbuhan sepanjang 2020 minus 2,07 persen.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan proyeksi pertumbuhan itu didasari dari kegiatan ekonomi di Indonesia yang mulai menunjukkan adanya pemulihan. Hal ini seiring jumlah kasus Covid-19 menurun ke level 4.000-an per hari dibandingkan puncak kasus yang mencapai lebih dari 14.500 kasus per hari. 

"Kita berharap sih sebetulnya bisa mencapai zona netral, tapi kita masih mendekati minus 0,1 persen," ujarnya saat konferensi pers APBN KITA secara virtual, akhir Maret lalu.

Untuk keseluruhan tahun ini, Sri Mulyani memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tetap kisaran 4,5 persen hingga 5,3 persen. Sedangkan lembaga-lembaga global seperti OECD memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada level 4,9 persen. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement