Jumat 22 Jan 2021 11:26 WIB

Bank Sentral Eropa Terus Kucurkan Stimulus 

Perekonomian Eropa selama ini ditopang oleh dukungan besar-besaran dari ECB

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolandha
Seorang warga melintas di jembatan dengan latar belakang Bank Sentral Eropa, Kamis (16/1). Bank Sentral Eropa (ECB) tidak akan mengubah program pembelian obligasi utamanya pada tahun ini, sementara stimulus senilai lebih dari satu triliun euro sudah dalam pipeline untuk mendukung pemulihan ekonomi.
Foto: AP Photo/Michael Probst
Seorang warga melintas di jembatan dengan latar belakang Bank Sentral Eropa, Kamis (16/1). Bank Sentral Eropa (ECB) tidak akan mengubah program pembelian obligasi utamanya pada tahun ini, sementara stimulus senilai lebih dari satu triliun euro sudah dalam pipeline untuk mendukung pemulihan ekonomi.

REPUBLIKA.CO.ID, FRANKFURT -- Bank Sentral Eropa (ECB) tidak akan mengubah program pembelian obligasi utamanya pada tahun ini, sementara stimulus senilai lebih dari satu triliun euro sudah dalam pipeline untuk mendukung pemulihan ekonomi. Kebijakan ini diambil mengingat 19 zona negara euro tersebut mengalami perlambatan ekonomi pada saat musim dingin akibat pandemi.

Gubernur ECB Christine Lagarde mengatakan, ekonomi Eropa kemungkinan akan kembali berkontraksi pada tiga bulan terakhir tahun 2020. Prospek yang ‘gelap’ kemungkinan masih terus dirasakan ke depannya.

Baca Juga

Infeksi virus corona dan kematian telah meningkat selama musim dingin, yang mengarah pada pembatasan baru terhadap dunia usaha. Jerman telah memperpanjang penguncian parsial hingga 14 Februari, sementara Prancis memberlakukan jam malam pukul 6 sore dan Portugal mencapai rekor dalam jumlah kasus.

Lagarde mengatakan, vaksinasi merupakan tonggak penting untuk pandemi, namun wabah terus menimbulkan risiko serius terhadap zona euro dan ekonomi global. Ia menekankan, prospek bank untuk pertumbuhan 3,9 persen pada tahun ini masih dipertahankan.

 

"Kami telah mengantisipasi kelanjutan dan langkah-langkah lockdown yang ada saat ini dan itu membuat kami menyimpulkan, proyeksi kami untuk tahun 2021 masih berlaku," ujarnya, seperti dilansir di AP News, Kamis (21/1).

Lagarde mengatakan, stimulus moneter yang cukup tetap dibutuhkan. Apabila keadaan menjadi lebih buruk dibandingkan yang diharapkan, semua instrumen dapat disesuaikan dan tidak ada stimulus yang dihentikan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement