Rabu 12 Aug 2020 23:59 WIB

Perputaran Uang di 19 Bandara AP II Capai Rp 1,9 Triliun

Dirut AP II menilai perputaran uang dibandara mempengaruhi ekonomi nasional

Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin bersama jajaran direksinya. Muhammad Awaluddin menyebutkan perputaran uang di 19 bandara di wilayah operasionalnya mencapai Rp1,9 triliun selama Juli 2020 seiring dengan mulai merangkaknya jumlah penumpang pada masa normal baru.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin bersama jajaran direksinya. Muhammad Awaluddin menyebutkan perputaran uang di 19 bandara di wilayah operasionalnya mencapai Rp1,9 triliun selama Juli 2020 seiring dengan mulai merangkaknya jumlah penumpang pada masa normal baru.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin menyebutkan perputaran uang di 19 bandara di wilayah operasionalnya mencapai Rp1,9 triliun selama Juli 2020 seiring dengan mulai merangkaknya jumlah penumpang pada masa normal baru.

“Juli pergerakan penumpang itu sampai 1,5 juta orang di 19 bandara, ini ada perputaran uang dari tiket, transportasi darat dan belanja retail ini Rp1,9 triliun,” kata Awaluddin dalam diskusi daring yang bertajuk “Terbang Aman dan Nyaman” di Jakarta, Rabu (12/8).

Awaluddin menuturkan nilai tersebut merupakan nilai yang berdampak langsung terhadap perekonomian nasional.“Angka ini cukup besar, ini baru ‘direct impact’ (dampak langsung), belum ‘indirect’ (dampak tidak langsung) dan baru di 19 bandara AP II,” katanya.

Menurut dia, satu bandara di daerah sangat berkontribusi terhadap perekonomian nasional, apalagi bandara besar seperti Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

“Saya rasa betul sekali peran bandara di suatu daerah, apalagi Soekarno-Hatta jadi ‘trigger’ keekonomian yang signifikan,” katanya.

Untuk itu, Awaluddin mengaku optimistis pergerakan penumpang dan penerbangan masih dalam kisarana skenario terbaik (best scenario) AP II hingga akhir 2020 di mana diperkirakan akan ada 38,9 juta penumpang dan 448.000 pergerakan pesawat.

Selain itu, Ia juga menyiapkan skenario buruk dan terburuk apabila pandemi tak kunjung mereda, di mana skenario buruk, yakni 34,6 juta penumpang dengan 409.000 pergerakan penerbangan dan skenario terburuk 29 juta penumpang dengan 350.000 pergerakan pesawat.

Awaluddin mengatakan optimisme tersebut didorong karena pada Juli penumpang yang terbang untuk berwisata mulai bergerak dengan adanya libur panjang akhir pekan yang bertepatan dengan hari raya Idul Adha.

“Saya melihat beberapa fenomena terakhir di penerbangan kita termasuk aktivitas bandara. Data selama pembatasan perjalanan orang pada saat itu sangat didominasi keperluan dinas. Sedikit sekali atau kecil di pariwiasta pada April, Mei dan Juni. Situasi sudah berbeda saat Juli karena saat itu ada libur panjang banyak dimanfaatkan masyarakat,” katanya.

Meski demikian, lanjut dia, porsi orang yang melakuka perjalanan dinasi msih di kisaran 80-90 persen dibanding dengan yang melakukan penerbangan untuk liburan sekitar 10-15 persen.

Awaluddin menuturkan mulai meningkatnya jumlah penumpang juga dipengaruhi adanya kampanye terbang aman dan nyaman (safe travel campaign) antara AP II dan sejumlah pemangku kepentingan terkait.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement