Selasa 05 Oct 2021 08:14 WIB

Ekonom Sebut Prospek Bank Digital Sangat Menjanjikan

Kelebihan fitur neo bank menjadi kebutuhan dan gaya hidup nasabah.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Friska Yolandha
Pembeli melakukan pembayaran dengan metode scan kode QRIS di aplikasi mobile banking di Jakarta, Selasa (7/9). Ekonom Universitas Airlangga (Unair) Wisnu Wibowo memgatakan, neobank atau dikenal sebagai challenger bank merupakan sebuah wujud terobosan inovasi dalam teknologi keuangan yang menawarkan jasa perbankan berbasis digital (branchless).
Foto: Prayogi/Republika.
Pembeli melakukan pembayaran dengan metode scan kode QRIS di aplikasi mobile banking di Jakarta, Selasa (7/9). Ekonom Universitas Airlangga (Unair) Wisnu Wibowo memgatakan, neobank atau dikenal sebagai challenger bank merupakan sebuah wujud terobosan inovasi dalam teknologi keuangan yang menawarkan jasa perbankan berbasis digital (branchless).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ekonom Universitas Airlangga (Unair) Wisnu Wibowo memgatakan, neo bank atau dikenal sebagai challenger bank merupakan sebuah wujud terobosan inovasi dalam teknologi keuangan yang menawarkan jasa perbankan berbasis digital (branchless). Menurutnya, bank tersebut tidak memiliki bentuk fisik sebagaimana layanan bank pada umumnya, melainkan hadir sepenuhnya secara online.

“Sesuai dengan karakteristik bisnis tersebut, neo bank menyasar kepada nasabah yang tech-savvy atau paham dan fasih dalam teknologi, yang tidak keberatan melakukan sebagian besar pengelolaan keuangan mereka melalui aplikasi seluler,” kata Wisnu di Surabaya, Selasa (4/10).

Wisnu menjelaskan, merujuk pada laporan McKinsey, konsumen Indonesia sangat terbuka terhadap perbankan digital. Artinya, kata dia, prospek digital bank di Indonesia sangat menjanjikan. Ia mengatakan, penggunaan bulanan perbankan digital di Indonesia telah tumbuh dua kali lebih cepat dari pada negara berkembang Asia yang lainnya.

“Hal ini juga ditunjang oleh beberapa kelebihan bank digital dibanding bank konvensional,” ujarnya.

Wakil Dekan I FEB Unair itu menyebutkan, selain memiliki karakteristik user-friendliness, neo bank juga memiliki kelebihan dalam fitur yang membuatnya menjadi bagian dari gaya hidup pelanggan. Menurutnya, kehadiran neo bank jelas akan memengaruhi kelompok nasabah milenial dan kelompok lain yang memiliki kedekatan dengan penggunaan smartphone.

Meskipun demikian, kata dia, neo bank dan financial technology (fintech) tidak akan dengan serta merta akan menggantikan bank konvensional seutuhnya. Keputusan seseorang untuk mengambil produk finansial juga akan sangat dipengaruhi oleh faktor kepercayaan dan juga keamanan.

“Semakin besar dan semakin dikenal sebuah institusi keuangan akan memengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap industri tersebut,” ujarnya.

Wisnu berpendapat, tidak bisa dipungkiri bahwa aspek perlindungan konsumen dari kemungkinan terjadinya risiko yang muncul dari aktivitas neo bank. Kondisi yang paling mungkin adalah antara bank konvensional yang mampu berinovasi dan beradaptasi atau neobank akan hidup berdampingan sekaligus berkompetisi dalam memberikan produk dan layanan keuangan kepada masyarakat.

“Kondisi seperti ini jelas akan menguntungkan bagi masyarakat karena akan memperoleh layanan keuangan yang semakin efisien dan bernilai sebagai dampak terjadinya persaingan yang semakin menarik diantara retail banking,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement