Jumat 23 Oct 2020 19:11 WIB

SKK Migas: Produksi LNG Mencapai 155,5 Kargo

Hingga akhir tahun diproyeksikan produksi kilang Bontang mencapai 84,6 kargo

Rep: intan pratiwi/ Red: Hiru Muhammad
PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), selaku operator di Wilayah Kerja (WK) Mahakam dengan dukungan SKK Migas dan PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) selaku induk usaha, menjalin sinergi dengan PT Pertamina Trans Kontinental (PTK) dan PT Pertamina Gas (Pertagas) dalam Proyek Konversi Bahan Bakar Kapal menggunakan Liquefied Natural Gas (LNG) melalui penerapan teknologi Diesel Dual Fuel (DDF).
Foto: Pertamina
PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), selaku operator di Wilayah Kerja (WK) Mahakam dengan dukungan SKK Migas dan PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) selaku induk usaha, menjalin sinergi dengan PT Pertamina Trans Kontinental (PTK) dan PT Pertamina Gas (Pertagas) dalam Proyek Konversi Bahan Bakar Kapal menggunakan Liquefied Natural Gas (LNG) melalui penerapan teknologi Diesel Dual Fuel (DDF).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Deputi Keuangan dan Monetisasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Arief S. Handoko mengatakan kuartal III tahun ini tercatat produksi LNG mencapai 155,5 kargo. Realisasi tersebut terdiri atas produksi kilang LNG Bontang sebanyak 63,4 kargo dan dari Kilang LNG Tangguh sebesar 92,1 kargo.

Adapun, hingga akhir tahun, pihaknya memproyeksikan produksi dari kilang Bontang akan mencapai 84,6 kargo dan produksi dari kilang LNG Tangguh akan mencapai 121,1 kargo."Memperhitungkan kontrak yang masih ada proyeksi 2020 sebesar 205,7 kargo," kata Arief, Jumat (23/10).

Dalam perkembangan yang terbaru terkait dengan berakhirnya kontrak pembeli asal Jepang yakni Western Buyer (WBX) pada akhir tahun nanti, Arief mengatakan bahwa pihaknya memiliki kewajiban untuk mencari pembeli baru atas komitmen LNG dari kilang Bontang tersebut.

Dia mengatakan bahwa pihaknya belum dapat membuka identitas calon pembeli LNG dari kilang Tangguh tersebut mengingat akan sangat sensitif ditengah kondisi oversupply LNG di dunia.

"Sudah ada beberapa buyer di antaranya beberapa dari WBX, 30 kargo 2020 ini bisa dipenuhi, saya tidak tahu di 2021 kebutulan produksi PHM sedikit turun jadi tidak terlalu banyak kargo yang bisa dipasarkan, komersialisasi pengganti WBX ini tidak perlu dikhawatirkan," katanya.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement