Senin 09 May 2022 17:42 WIB

Masyarakat Mulai Banyak Liburan, Konsumsi Rumah Tangga Naik

Tingkat konsumsi rumah tangga mulai naik karena masyarakat banyak liburan.

Rep: Deddy Darmawan Nasution/ Red: Muhammad Hafil
 Masyarakat Mulai Banyak Liburan, Konsumsi Rumah Tangga Naik. Foto: Jumlah pengunjung di objek wisata alam The Lawu Park di Desa Gondosuli Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, saat liburan Natal 2021 meningkat sekitar 50 persen dibandingkan tahun sebelumnya pada periode yang sama (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Bambang Dwi Marwoto.
Masyarakat Mulai Banyak Liburan, Konsumsi Rumah Tangga Naik. Foto: Jumlah pengunjung di objek wisata alam The Lawu Park di Desa Gondosuli Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, saat liburan Natal 2021 meningkat sekitar 50 persen dibandingkan tahun sebelumnya pada periode yang sama (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan, terjadi peningkatan dalam konsumsi rumah tangga sepanjang kuartal I 2022 menjadi sebesar 4,34 persen. Konsumsi rumah tangga juga berperan hingga 53,5 persen terhadap pertumbuhan ekonomi RI dari sisi pengeluaran.

Konsumsi rumah tangga pada kuartal IV 2021 tercatat hanya 3,55 persen sementara pada kuartal I 2021 lalu mengalami kontraksi minus 2,21 persen.

Baca Juga

"Selain karena faktor mobilitas masyarakat main baik dan konsumsi naik, di sisi lain masyarakat sudah mulai melakukan kegiatan tersier, seperti hotel, restoran, dan angkutan transportasi," kata Kepala BPS, Margo Yuwono dalam konferensi pers, Senin (9/5/2022).

Margo menjelaskan, konsumsi rumah tangga menjadi penyumbang terbesar pembentukan produk domestik brutop (PDB) dari sisi pengeluaran. Selain dari konsumsi rumah tangga, investasi menjadi penyumbang terbesar kedua penyumbang PDB nasional.

Tercatat, pada kuartal I 2022 investasi atau pembentukan modal tetap bruto (PMTB) tumbuh 4,09 persen dan berkontribusi 30,4 persen.

"Ini karena da peningkatan penjualan semen di dalam negeri serta volume penjualan kendaraan untuk barang modal baik dari domestik maupun impor itu naik," kata dia.

Sementara konsumsi masyarakat dan investasi meningkat, laju konsumsi atau belanja pemerintah mengalami penurunan sebsar 7,74 persen. Akibat penurunan itu, belanja pemerintah hanya menyumbang 5,49 persen terhadap pertumbuhan ekonomi.

Meski demikian, Margo mengatakan, belanja pemerintah mengalami kontraksi karena belanja barang dan sosial pada kuartal I tahun ini menurun seiring dengan kondisi pandemi yang makin membaik.

"Pada kuartal I 2021 lalu, ada lonjakan tinggi (Covid-19) sehingga pemerintah mengalokasikan belanja sosial sangat tinggi, di saat membaik, belanja sosial itu dikurangi," kata Margo.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement