Rabu 08 Dec 2021 20:42 WIB

Indonesia Siap Gelar Pertemuan Presidensi G20

mayoritas pertemuan G20 akan dilaksanakan di Bali.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Fuji Pratiwi
Pemerintah mempersiapkan penanganan khusus untuk delegasi konferensi G20 di Bandara Soekarno-Hatta. Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan anggota G20 pada 2021-2022.
Foto: Republika/Lida Puspaningtyas
Pemerintah mempersiapkan penanganan khusus untuk delegasi konferensi G20 di Bandara Soekarno-Hatta. Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan anggota G20 pada 2021-2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia siap menyambut para delegasi dari negara anggota G20 dalam pertemuan tahunan yang akan dilaksanakan mulai Desember 2021 hingga Oktober 2022. Kedatangan para delegasi disambut di Bandara Internasional Soekarno Hatta dengan penanganan khusus.

Direktur Kepabeanan Internasional dan Antar Lembaga, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Kementerian Keuangan, Syarif Hidayat, menyampaikan, pertemuan G20 sudah dimulai pada hari ini,  Rabu (8/12) di Jakarta. Secara keseluruhan, akan ada sekitar 150 pertemuan yang dilaksanakan berjenjang, mulai dari level working group hingga level tertinggi para pemimpin negara.

Baca Juga

"Delegasi sudah mulai berdatangan sejak 4 Desember lalu, dan hingga saat ini sudah ada 49 delegasi yang hadir dari 16 negara dan tujuh perwakilan dari lembaga internasional," kata Syarif dalam konferensi pers kesiapan Indonesia dalam Presidensi G20, Rabu (8/12).

Mereka hadir untuk Pertemuan Sherpa di Jakarta pada 7-8 Desember 2021. Pertemuan kedua adalah FCBD yang akan digelar pada 9-10 Desember 2021 di Bali. FCBD akan dihadiri oleh 68 delegasi dari 20 negara dan 15 orang perwakilan dari lembaga internasional.

Syarif mengatakan, mayoritas pertemuan G20 akan dilaksanakan di Bali dengan sekitar 90 pertemuan dan sisanya di Jakarta. Pemerintah mempertimbangkan untuk pelaksanaan rangkaian pertemuan di beberapa daerah lain sesuai dengan perkembangan di lapangan.

"Karena penerbangan internasional langsung ke Bali belum ada, jadi para delegasi harus melalui Soekarno Hatta," kata dia.

Para delegasi yang tiba di Bandara Soekarno-Hatta akan menjalani serangkaian verifikasi dan protokol kesehatan. Delegasi yang harus terbang ke Bali akan terbang dengan pesawat terpisah dari penumpang domestik. Syarif mengatakan, penyambutan mengedepankan keramahan khas Indonesia dengan tetap menjaga keamanan kesehatan.

Syarif memastikan, hingga saat ini tidak ada delegasi yang datang dari 11 negara yang disebut di dalam larangan masuk karena penyebaran kasus Covid-19 varian Omicron. Ia menyebut, negara Afrika Selatan yang seharusnya hadir juga membatalkan keberangkatan karena hal tersebut.

Ia memastikan protokol kesehatan untuk kedatangan luar negeri telah sesuai dengan regulasi. Seperti keharusan vaksinasi, melakukan tes PCR aktif 3x24 jam sebelum keberangkatan dan saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, serta menjalani karantina di tempat dilaksanakannya pertemuan.

"Kita menggunakan sistem bubble, artinya para delegasi tidak keluar dari hotel tempat pertemuan. Setiap pertemuan juga diharuskan tes antigen," kata Syarif.

Syarif memastikan, para delegasi terpisah dari aktivitas masyarakat domestik mulai dari kedatangan, pertemuan, hingga kembali ke negaranya. Mereka akan melalui jalur-jalur yang telah disiapkan dan sangat minim interaksi sehingga relatif terisolir.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement