Rabu 20 Oct 2021 17:12 WIB

IMF: Anjloknya Ekonomi Afghanistan Berimbas ke Eropa

Ekonomi Afghanistan dipredikti kontraksi 30 persen pada tahun ini.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Friska Yolandha
Pedagang kaki lima Afghanistan menunggu pelanggan di Kota Tua Kabul, Afghanistan, Selasa, 28 September 2021. Dana Moneter Internasional (IMF) menyebutkan, kesengsaraan ekonomi Afghanistan dapat memicu krisis pengungsi yang berdampak pada negara-negara tetangga
Foto: AP/Bernat Armangue
Pedagang kaki lima Afghanistan menunggu pelanggan di Kota Tua Kabul, Afghanistan, Selasa, 28 September 2021. Dana Moneter Internasional (IMF) menyebutkan, kesengsaraan ekonomi Afghanistan dapat memicu krisis pengungsi yang berdampak pada negara-negara tetangga

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Dana Moneter Internasional (IMF) menyebutkan, kesengsaraan ekonomi Afghanistan dapat memicu krisis pengungsi yang berdampak pada negara-negara tetangga, Turki dan Eropa. Ekonomi negara tersebut akan berkontraksi hingga 30 persen tahun ini, yang dapat mendorong jutaan orang ke dalam kemiskinan dan menyebabkan krisis kemanusiaan.

IMF mengatakan tetangga Afghanistan akan lebih terpukul karena mereka bergantung pada dana untuk perdagangan. Negara tetangga, Tajikistan, telah mengatakan tidak mampu untuk menerima lebih banyak pengungsi, dilansir di BBC, Rabu (20/10).

Dengan aset asing dibekukan dan sebagian besar bantuan non-kemanusiaan dihentikan, arus masuk uang tunai ke Afghanistan telah mengering. "Masuknya pengungsi dalam jumlah besar dapat membebani sumber daya publik di negara-negara penerima pengungsi, memicu tekanan pasar tenaga kerja, dan menyebabkan ketegangan sosial, menggarisbawahi perlunya bantuan dari komunitas internasional," ujar IMF.

Meskipun tidak jelas berapa banyak pengungsi Afghanistan yang akan ada, IMF memperkirakan bahwa jika ada satu juta lebih, menampung mereka akan menelan biaya Tajikistan 100 juta dolar AS, Iran 300 juta dolar AS dan Pakistan 500 juta dolar AS.

Bulan lalu Tajikistan mengatakan tidak mampu menerima pengungsi dalam jumlah besar kecuali menerima bantuan keuangan internasional sementara negara-negara Asia Tengah lainnya mengatakan mereka tidak memiliki rencana untuk menampung pengungsi. Negara-negara terdekat juga akan dirugikan oleh hilangnya Afghanistan sebagai mitra dagang utama.

Negara ini dulunya menerima bantuan luar negeri dalam jumlah besar. Pemerintah Inggris memperkirakan negara-negara OECD menyumbangkan 65 miliar dolar AS ke Afghanistan dari 2001 hingga 2019. Dana ini sebagian besar digunakan untuk menyaring Iran, Pakistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan melalui perdagangan.

IMF juga memperingatkan ada kekhawatiran bahwa dana yang masuk ke negara itu dapat digunakan untuk membiayai terorisme dan pencucian uang.

Pekan lalu, anggota kelompok ekonomi utama G20 berjanji untuk memasukkan miliaran dolar ke dalam ekonomi Afghanistan untuk mencegah bencana ekonomi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement