Rabu 27 May 2020 07:29 WIB

Presiden Trump Desak Negara Bagian Buka Sektor Ekonomi

Kalifornia yang terapkan karantina paling ketat sudah membuka kembali pertokoan.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Foto udara memperlihatkan warga New York menghabiskan waktu dalam lingkaran putih yang dilukis di atas rumput untuk membantu para pengunjung taman tetap terpisah sejauh 6 kaki sebagai tindakan pencegahan terhadap pandemi virus korona (Covid-19) di Domino Park di Williamsburg pada 19 Mei 2020 di New York City, Amerika Serikat. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendesak kepada gubernur di seluruh negara bagian untuk membuka kembali aktivitas ekonomi.
Foto: Anadolu/Lokman Vural Elibol
Foto udara memperlihatkan warga New York menghabiskan waktu dalam lingkaran putih yang dilukis di atas rumput untuk membantu para pengunjung taman tetap terpisah sejauh 6 kaki sebagai tindakan pencegahan terhadap pandemi virus korona (Covid-19) di Domino Park di Williamsburg pada 19 Mei 2020 di New York City, Amerika Serikat. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendesak kepada gubernur di seluruh negara bagian untuk membuka kembali aktivitas ekonomi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendesak kepada gubernur di seluruh negara bagian untuk membuka kembali aktivitas ekonomi. Pernyataan tersebut dilontarkan ketika AS mendekati tonggak sejarah 100 ribu kematian akibat virus corona.

Trump mengatakan, aktivitas ekonomi yang kembali dibuka merupakan jalan "transisi menuju kehebatan" yang dijadikan slogan kampanye terbarunya. Optimisme Trump mengenai situasi AS muncul ketika warga mulai berkumpul di pantai dan tempat umum lainnya pada liburan Memorial Day selama akhir pekan.

"Akan ada pasang surut, tetapi tahun depan akan menjadi salah satu yang terbaik yang pernah ada!," ujar Trump dalam cicitannya di Twitter.

Pemerintah di 50 negara bagian telah melonggarkan pembatasan secara bertahap. Kalifornia yang menerapkan aturan karantina paling ketat, telah memutuskan membuka kembali pertokoan, ritel, dan tempat ibadah pada Senin lalu.

Berdasarkan data dari Johns Hopkins University, AS tetap menjadi negara dengan kasus virus corona terbanyak yakni lebih dari 1,6 juta dan 98.228 kematian pada Selasa pagi. Jumlah kasus baru menurun di 10 negara bagian dan tetap stabil di 22 negara. Namun jumlah kasus baru meningkat di 18 negara bagian termasuk Georgia, Arkansas, Kalifornia, dan Alabama.

Sebelumnya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan datangnya gelombang kedua pandemi virus corona. Direktur Kedaruratan WHO, Mike Ryan mengatakan, perjalanan pandemi virus corona masih panjang karena di Amerika Selatan, Asia Selatan, dan negara lain di dunia terjadi peningkatan jumlah kasus.

"Saat ini kami masih berada di tengah gelombang pertama secara global. Kami masih berada dalam fase di mana penyakit ini sebenarnya akan terus berjalan," ujar Ryan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement