Senin 19 Oct 2020 23:01 WIB

Peserta Beasiswa Baznas di IPB Ikut Pelatihan Bisnis

Para mahasiswa diberi kesempatan mempresentasikan apa yang mereka pelajari

Baznas meminta para peserta beasiswa untuk mempelajari dan membuat Business Model Canvas (BMC) untuk bisnis mereka masing-masing.
Foto: Baznas
Baznas meminta para peserta beasiswa untuk mempelajari dan membuat Business Model Canvas (BMC) untuk bisnis mereka masing-masing.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Peserta Beasiswa Cendekia Baznas kembali menjalani kegiatan mentoring sebagai bentuk peningkatan kapasitas untuk bekal mereka menghadapi dunia kerja nantinya. Pada pertemuan sebelumnya, para peserta beasiswa diminta untuk dapat mempelajari dan membuat Business Model Canvas (BMC) untuk bisnis mereka masing-masing. Dalam kesempatan ini setiap mahasiswa diberikan kesempatan untuk dapat mempresentasikan apa yang mereka telah pelajari dan kaitkan dengan bisnis yang akan atau sedang dijalani.

Secara umum mahasiswa masih perlu diasah kembali mengenai rincian setiap blok yang tersedia di BMC. Identifikasi pada setiap blok BMC masih perlu ditingkatkan, diantaranya untuk dua peserta beasiswa, yakni Agung dan Nabila Aminah yang akan memulai bisnis baru.

Baca Juga

Kesempatan presentasi pertama diberikan kepada salah satu peserta beasiswa, Ayu Yustika. Ayu menjalankan bisnis penjualan produk My Way. Sebagai reseller produk tersebut Ayu mempresentasikan BMCnya dengan baik. Pemahaman yang masih awal mengenai BMC sudah mulai terlihat dari Ayu. Terdapat beberapa masukan dari Mentor mengenai BMC yang dibuat oleh Ayu seperti pada blok value proposition perlu ditambahkan kekuatan nilai apa yang akan Ayu bangun.

Dikarenakan ayu sebagai reseller, value dari barang utama jelas sudah diciptakan oleh produsen utama, namun masih terdapat ruang untuk ayu bisa menambahkan value misalnya pada kepastian waktu pengiriman, kualitas packaging pengiriman, atau bahkan memberikan tips-tips kepada customer mengenai hal-hal positif.

Dikutip dari laman resmi Baznas, Senin (19/10), peserta beasiswa berikutnya adalah Nabila yang mempresentasikan rencana bisnis baru berupa bisnis kuliner yang diberi nama Rasalago. Nama tersebut diambil dari kombinasi Rasa dan Archipelago. Konsep bisnis yang menarik, namun belum terlihat dalam tulisan dan penjelasan yang berikan. Value preposition yang ingin diberikan kepada customer adalah makanan yang sehat, dengan customer segmen segala usia.

Diberikan masukan oleh mentor untuk dapat mendetailkan setiap blok BMC yang ada, khususnya untuk value, segmen, cost structure dan key activities.

Agung menjadi peserta beasiswa yang terakhir memberikan paparan mengenai bisnis yang akan dijalankan berupa Bisnis Ternak Ikan Cupang. Melihat geliat peminat ikan cupang dalam masa pandemi yang cukup tinggi menggugah agung untuk mencoba mengembangkan bisnis tersebut.

Dalam paparan BMC yang disampaikannya, terlihat agung ingin menyasar kepada semua golongan mulai dari anak-anak hingga kolektor ikan cupang. Namun hal tersebut belum tergambar rinci dari value, key activities, key resources, dan cost structurenya.

Mentor memberikan masukan-masukan untuk setiap bisnis yang sedang atau akan dijalankan. Secara umum value yang diberikan oleh setiap mahasiswa masih belum terdefinisi dengan baik. Poin value menjadi sangat penting dalam bisnis ketika menjalankan bisnis, karena hal tersebut yang akan dinikmati oleh costumer dan jati diri dari bisnis yang dijalankan.

Terdapat konsep OLD WINE IN NEW BOTTLE atau NEW WINE IN OLD BOTTLE yang dapat dijadikan bahan pemikiran dalam menciptakan value apa yang ingin diciptakan dalam setiap produk yang akan dibangun/dijual.

Misalnya untuk ikan cupang, karena ini merupakan barang yang sudah umum dijual dan banyak penjual yang mengusahakannya, maka Agung perlu menciptakan kebaruan. Misalnya ikan cupang organic atau teregister asal muasalnnya. Untuk Ayu sebagai reseller misalnya dengan memberikan sentuhan-sentuhan quotes dalam packaging yang diberikan.

Nabila yang akan menjalankan bisnis makanan misalnya menciptakan makanan sehat dengan mensupport petani lokal karena input produksinya dari lokal dan bebas pengawet misalnya.

Nilai-nilai yang ingin diciptakan akan mendorong pebisnis untuk melakukan segmentasi pasar yang ingin diakses, key activites apa yang harus dikerjakan, channeling apa yang ingin dimanfaatkan, partners siapa yang perlu dijaga dan dikelola, cost structure apa yang perlu disusun, sumber pendanaan yang seperti apa dan berapa banyak yang harus diusahakan, revenue stream dari perjualan seberapa banyak dan darimana saja yang perlu di design.

Masukan-masukan yang diberikan oleh mentor akan diperbaiki oleh setiap mahasiswa dan akan dijalankan dalam bisnisnya. Pendampingan akan dilakukan dalam dua minggu kedepan setelah selesai UTS di IPB.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement