Ahad 31 Oct 2010 05:23 WIB

Barak Kemalang Kekurangan Air Bersih

Rep: MY1/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,KLATEN---Pengungsi di lokasi pengungsian Desa Dompol, Kecamatan Kemalang, Klaten masih kesulitan untuk mendapatkan air bersih. Suplai air bersih masih sering tersendat.

“Air kadang terlambat datang. Padahal kalau ambil air jauh, “ ujar seorang pengungsi dari Dusun Grintingan, Desa Tegalmulyo Klaten, Maya (32), Sabtu (30/10).

Menurut Maya, tersendatnya suplai air bersih tersebut diperparah dengan jumlah fasilitas Mandi Cuci Kakus (MCK) yang kurang mencukupi. Saat ini, ujarnya, sudah ada 12 MCK darurat di lokasi pengungsian ditambah dengan fasilitas di gedung SD dan pemerintah setempat.

Akan tetapi, jika dibandingkan dengan jumlah pengungsi yang mencapai 2000-an, jumlah MCK tersebut memaksa pengungsi harus mengantri cukup lama. Selain itu, diakuinya, kesadaran kebersihan pengungsi masih kurang. Hal ini membuat kondisi MCK memprihatinkan. Selain air yang kurang, MCK berbau dan kotor.

Senada, pengungsi dari Desa Balerante yang mengungsi di Desa Bawukan, Suwanti (32) mengaku dirinya terpaksa menimba air di sumur warga setempat. Hal ini lantaran suplai air ke pengungsian sering terlambat. “Air kadang tidak ada, kita harus cari ke sumur tetangga dengan menimba, “ ungkapnya.

Terkait suplai air ini, Camat Kemalang, Suradi mengaku pihak pemerintah setempat telah berupaya menambah suplai air dari Kota Klaten. Meski demikian, rusaknya pipa air di Kali Bebeng Sleman, belum bisa diperbaiki untuk menambah suplai air ke kawasan seputar pengungsian. “Kita fokus mengurusi pengungsi yang dievakuasi dulu, “ ujarnya.

Rusaknya pipa air tersebut membuat sebagian wilayah di Desa Balerante dan Tegalrejo kesulitan mendapatkan air bersih. Meski demikian, diungkapkan Suradi, suplai air dari Kali Bebeng tidak cukup banyak sehingga belum mengganggu wilayah Klaten.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement