Selasa 27 Sep 2022 06:00 WIB

Ketua Umum Pemuda Hidayatullah Ajak Mahasiswi di Batam Tajam Dalam Bernalar

Pesan itu disampaikan kepada mahasiswi STIT Hidayatullah Batam dan IAI Abdullah Said.

Ketua Umum Pemuda Hidayatullah Imam Nawawi menjadi narasumber diskusi dengan mahasiswi STIT Hidayatullah Batam dan IAI Abdullah Said.
Foto: Dok BMH
Ketua Umum Pemuda Hidayatullah Imam Nawawi menjadi narasumber diskusi dengan mahasiswi STIT Hidayatullah Batam dan IAI Abdullah Said.

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Ketua Umum Pemuda Hidayatullah, Imam Nawawi hadir memenuhi undangan STIT Hidayatullah Batam dan Institut Agama Islam (IAI) Abdullah Said dalam rangka diskusi dengan para mahasiswi.

"Alhamdulillah Ketum Pemuda Hidayatullah, Mas Imam bisa hadir memenuhi undangan kami untuk memberikan materi dalam agenda diskusi denagn para mahasiswi dari semester 1 hingga semester 5," terang Rektor IAI Abdullah Said, M  Sidik  MPdI di Gedung Asia Raya Kampus IAI Abdullah Said, Tanjung Uncang Batam, Ahad  (25/9/2022).

Dalam kesempatan itu, penulis buku "Mindset Surga" itu memberikan paparan pentingnya ketajaman bernalar bagi generasi mua.

"Perintah pertama Allah Ta'ala dalam Alquran kepada Nabi Muhammad dan kita sebagai umatnya adalah Iqra' Bismirabbik (membaca dengan nama Tuhan). Itu seakan-akan mengajak kaum muda Islam untuk aktif bernalar. Bagaimana caranya, yaitu melakukan penelusuran perihal fakta dan kebenaran, kemudian melakukan perbandingan, untuk selanjutnya diri kokoh dengan keimanan dalam Islam," urainya bersemangat seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Senin (26/9/2022).

Soal penalaran yang dimaksudkan, Mas Imam mengambil sahabat Nabi SAW, Bilal bin Rabah sebagai contoh.

"Bilal itu budak. Jelas dilarang kuliah (peserta tertawa semua). Tetapi begitu mendengarkan wahyu Alquran itu, ia hidupkan  akalnya hingga terjadi penalaran. Kalau Alquran mengatakan bahwa manusia dibuat oleh Tuhan dari segumpal darah, maka apa landasannya dalam realitas kehidupan:  ada manusia dijadikan budak dan lainnya memperbudak. Pasti ini cara berpikir yang salah," tegasnya.

"Lalu Bilal bin Rabah melakukan penelusuran terhadap ayat itu sendiri. Ternyata yang membawa ayat itu adalah Muhammad, sosok yang jelas sejak kecil tidak sekalipun berdusta. Berarti ayat ini benar, benar-benar dari Tuhan, karena yang menyampaikannya pun manusia pilihan. Bilal pun teguh dalam keimanannya," urai Mas Imam lebih lanjut.

Prinsipnya diskusi yang berlangsung penuh antusiasme itu menghendaki mahasiswi segera menyadari diri sebagai generasi bangsa yang mulai menghidupkan tradisi membaca, menulis dan tentu saja bernalar.

"Bangsa ini akan berubah dan  tahun 2.045 akan jadi generasi emas, jika kita semua mulai detik ini mengaktifkan nalar yang menuntun diri berpikir dan bertindak atas dasar iman dan takwa kepada-Nya. Jadi, mulailah tradisi Iqra' Bismirabbik dengan benar," tukasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement