REPUBLIKA.CO.ID, Roda kehidupan, bisa berputar dengan upaya dan kerja keras. Mungkin itu kata yang tepat untuk menggambarkan pengusaha travel Angga Perdana Hamdani.
Angga, lahir dari keluarga pas-pasan. Tapi, tidak menyurutkan tekadnya untuk menjadi pebisnis. Justru hal itu menjadi cambuk baginya. Kerja kerasnya, saat ini tak sia-sia. Angga telah memiliki 24 cabang perusahaan travel. Padahal, dulunya ia buruh cuci piring rumah makan yang harus menapaki bisnis dari kerugian Rp 3,5 miliar.
Angga Perdana Hamdani, seorang pebisnis muda dari Jambi. Anak pertama dari tiga bersaudara, tinggal di daerah pinggiran sungai Batang Merangin, Kabupaten Kerinci, Jambi. Ayahnya adalah seorang staf tata usaha di Sekolah Negeri, sementara Ibu nya seorang penjual lontong. Hal ini membuat Angga harus berjuang keras menyelesaikan pendidikannya di kampus, dengan kuliah sambil bekerja.
Perjalanan Angga dimulai tahun 2009, saat mulai menjajaki Kota Padang, menjadi salah mahasiswa fisika di salah satu Universitas Negeri di Kota Padang. Sama seperti anak baru lainnya Angga begitu bahagia. Karena akan menjadi kehidupan baru sebagai mahasiswa.
Namun, ternyata itu hanya sesaat. Karena, waktu-waktu berikutnya banyak dia habiskan bekerja serabutan untuk bisa menyambung hidup dan melanjutkan pendidikan.
“Beban orang tua saya sudah begitu banyak, saya punya dua orang adik yang masih sekolah dan gaji ayah saya hanya cukup untuk menghidupi kami sekeluarga, tidak lebih dari itu, jadi saya putuskan ikut bekerja," papar Angga dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Kamis (2/6/2022).
Menurutnya, awal pekerjaannya dimulai ketika masih semester satu. Dia mencoba mencari pekerjaan yang cocok, namun apa daya tanpa pengalaman dan kenalan, seolah semuanya sia-sia.
Lalu akhirnya, Angga mendapat tawaran untuk bekerja di rumah makan. Tanpa pikir panjang ia menerima pekerjaan itu, karena pada saat itu ekonominya benar-benar sedang buruk.
Dari pekerjaan di rumah makan itulah, kata dia, cikal bakal ia mencoba segala jenis pekerjaan, menjadi tukang jual pulsa, penjual buku, makelar tanah, pedagang kaki lima hingga MLM (multi level marketing).
Angga sering dicemooh karena pekerjaannya. Namun, dia tak ambil pusing, menyelamatkan kuliah dan menyambung hidup lebih berharga baginya saat itu. Kemudian, pada 2014, dia mencoba bisnis tiketing, dari yang awalnya menjadi calo tiket satuan, sampai mendirikan agen penjualan tiket pesawat.