Sabtu 25 Sep 2021 22:56 WIB

Rencana Muktamar NU Disarankan Hindari Kerumunan Besar

Muktamar NU disarankan daring.

 Rencana Muktamar NU Disarankan Hindari Kerumunan Besar. Foto:  (ilustrasi) logo nahdlatul ulama
Foto: tangkapan layar wikipedia
Rencana Muktamar NU Disarankan Hindari Kerumunan Besar. Foto: (ilustrasi) logo nahdlatul ulama

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Upaya pemerintah mengencarkan vaksinasi dan pengendalian mobilitas masyarakat berdampak positif pada penurunan angka penularan Covid-19. Untuk itu, seluruh komponen masyarakat diimbau untuk membiasakan diri dengan praktik kebiasaan baru, salah satunya membatasi mobilitas dan kegiatan masyarakat.

Dosen Kesehatan Masyarakat Universitas Esa Unggul, Ade Heryana mengingatkan, meskipun kasus sudah menurun, ancaman penularan masih tetap ada. Bahkan, WHO telah memberi peringatan terhadap kemungkinan penularan varian baru seperi Mu. 

Baca Juga

“Seyogyanya seluruh komponen masyarakat menahan euforia untuk berkumpul atau berkegiatan dalam jumlah besar. Kalau ada kegiatan yang harus dijalankan karena adanya tuntutan atau amanah organisasi sebaiknya dilakukan secara hati-hati dengan mengurangi kerumunan dan menerapkan protokol 3M,” katanya saat dihubungi, Sabtu (25/9).

Seperti diketahui, Pengurus Pusat Gerakan Pemuda Ansor (PP GP Ansor) mendukung Pengurus Besar Nahdlatul Nahdlatul Ulamat (PBNU) untuk menggelar Muktamar ke-34 NU pada tahun 2021. Alasannya karena muktamar penting untuk segera dilaksanakan setelah tertunda hampir satu tahun akibat pandemi Covid-19.

Ade menyarankan, acara menyebabkan kerumunan seperti rencana Muktamar sebaiknya dapat dihindari. Alangkah baiknya, jika Muktamar tersebut dapat diselenggarakan secara daring. Karena masyarakat tentunya akan menjadikan NU sebagai salah satu contoh dalam kebiasaan hidup baru.

“Semoga aktivitas NU juga tetap konsisten dan selaras dengan strategi pemerintah dalam penanganan Covid yaitu pembatasan mobilitas dan kegiatan masyarakat. Sehingga umat bisa mencontoh adaptasi kegiatan yang digagas NU selama pandemi,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement