Kamis 24 Jun 2021 21:26 WIB

Gus Baha: Ibadah itu Murah, Cukup dengan Jangan Zalimi Orang

Gus Baha mengingatkan bahwa ibadah itu bisa sangat murah

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nashih Nashrullah
Gus Baha mengingatkan bahwa ibadah itu bisa sangat murah. Ilustrasi kebaikan
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Gus Baha mengingatkan bahwa ibadah itu bisa sangat murah. Ilustrasi kebaikan

REPUBLIKA.CO.ID, — Banyak amal ibadah yang untuk mengerjakannya diperlukan biaya, tenaga atau pun kemampuan tertentu. Semisal berhaji yang tentunya memerlukan biaya. 

Hanya orang-orang yang diberi kelebihan harta yang mempunyai potensi besar untuk bisa berangkat berhaji. Akan tetapi, untuk memperoleh kebaikan tidak serta merta harus mengeluarkan biaya. Sejatinya dalam Islam menahan diri sehingga tidak merugikan orang lain juga merupakan sebuah amal kebaikan. 

Baca Juga

Pengasuh Pondok Pesantren Tahfizul Quran-Lembaga Pembinaan Pendidikan dan Pengembangan Ilmu Alquran (LP3iA) Narukan, Rembang, KH Ahmad Bahauddin Nursalim, atau akrab disapa Gus Baha dalam pengajian virtual bersama Pemerintah Kabupaten Banyuwangi yang disiarkan di akun YouTube resmi LP3iA pada Rabu (23/6) menjelaskan sebuah hadits yang menerangkan mudahnya bagi seorang Muslim dalam berbuat kebaikan.  

Dalam kajian itu Gus Baha menerangkan bahwa Rasulullah pernah ditanya oleh sahabat tentang perbuatan baik yang paling utama. Rasulullah pun menjawab yaitu iman kepada Allah dan berjuang dijalan-Nya. 

Selain itu juga memerdekakan hamba sahaya. Sahabat pun bertanya lagi akan amal kebaikan yang bisa dikerjakan bila tak mampu melakukan amal kebaikan yang harus memerlukan biaya. Maka Rasulullah menjelaskan pada sahabat untuk menolong orang yang bekerja atau pun tak bisa pekerjaan.  

"Kalau misalnya kebaikan yang butuh biaya tidak mampu, termasuk berhaji, berzakat, sedekah, kata Nabi, tolonglah ahli krearif, pekerja rumahan atau apa saja, atau kamu membantu orang yang ngga punya pekerjaan," jelas Gus Baha. 

Akan tetapi sahabat kembali bertanya tentang kebaikan lainnya yang apabila kebaikan yang berupa menolong orang lain pun tidak sanggup dilakukan. Rasulullah menjawab: 

تَكُفُّ شَرَّكَ عَن النَّاسِ فَإِنَّها صدقةٌ مِنْكَ على نَفسِكَ "Tahanlah keburukanmu, jangan sampai mengenai orang banyak, amalan sedemikian itu pun merupakan sedekah daripadamu untuk dirimu sendiri yakni tidak mengganggu orang lain." 

"Jadi kamu berislam cukup menjaga supaya kejelekanmu tidak punya imbas pada orang lain. Jadi kalau tidak bisa berbuat baik, potensi keburukan kitab jangan sampai menimpa orang lain. Keburukan itu bisa kriminal kejahatan pidana atau merugikan orang lain, atau kejahatan yang tidak sampai kriminal tapi mengganggu orang lain," kata Gus Baha.

Gus Baha mencontohkan berkunjung pada orang lain untuk menghilangkan kesumpekan dalam diri merupakan hal yang keliru terlebih bila tuan rumah yang dikunjungi tengah dalam keadaan sibuk dan akan mempersulit bila harus menemui tamunya. 

Maka menurutnya, ketika seseorang mempunyai masalah atau pun emosi dan memutuskan untuk berdiam diri juga adalah merupakan kebaikan. Dengan begitu potensi keburukan bisa dicegah.  

"Jadi kaidah dalam Islam itu kalau tidak bisa berbuat baik, potensi keburukan kita jangan sampai menimpa orang lain. Sehingga Islam menyarankan menyepi ketika kita penat bawaannya emosi itu sebaiknya tidak jalan jalan. Dalam kondisi penat emosi itu sebaiknya menutup diri. Sehingga kata Rasul pada zaman akhir di antara kebaikan itu kamu meninggalkan manusia aktivitasnya, supaya tidak kena keburukan kamu," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement