Selasa 18 May 2021 23:29 WIB

IHA Nyatakan Sikap Soal Konflik Palestina-Israel

Jumlah korban yang tewas di Jalur Gaza sampai saat ini pun sudah mencapai 192 jiwa

Dua tentara Israel berjalan di sekitar unit artileri, di perbatasan Gaza Israel, Minggu, 16 Mei 2021.
Foto: AP/Heidi Levine
Dua tentara Israel berjalan di sekitar unit artileri, di perbatasan Gaza Israel, Minggu, 16 Mei 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesian Humanitarian Alliance (IHA) bersama Tokoh Penggerak Aksi Kemanusiaan Lintas Agama menggelar konferensi pers untuk menyikapi konflik antara Israel dan Palestina yang tengah memanas sejak Jumat (7/5). Konferensi pers secara daring dan luring ini digelar di Sofyan Hotel Cut Meutia pada Selasa (18/5).

Konferensi pers ini dihadiri oleh Organisasi Kemasyarakatan dan Lembaga Swadaya Masyarakat (ORMAS/LSM) yang tergabung dalam Indonesian Humanitarian Alliance (IHA) dan Tokoh Penggerak Aksi Kemanusiaan Lintas Agama. Ormas/LSM yang tergabung dalam IHA pada kesempatan ini memberikan  respons serta mengeluarkan pernyataan sikap terhadap konflik yang terjadi.

“Kami berharap dengan pernyataan sikap terhadap konflik Israel – Palestina ini setidaknya dapat mendorong rekan-rekan dari Organisasi Masyarakat Sipil, Lembaga Kemanusiaan dan Tokoh Penggerak Aksi Kemanusiaan Lintas Agama untuk dapat turut menyuarakan penghentian konflik karena telah menyebabkan jatuhnya banyak korban dari warga sipil di Palestina. Semua pihak yang bertikai harus segera menghentikan kekerasan dan penyerangan yang dapat menimbulkan jatuhnya korban jiwa masyarakat sipil khususnya anakanak, kaum perempuan dan kelompok rentan lainnya,” ujar Budi Setiawan Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center, dalam siaran persnya, Selasa (18/5).

Senada dengan hal ini, Heru Susetyo dari Pusat Advokasi Hak Asasi Manusia mendesak agar konflik tidak menjadikan masyarakat sipil yang tidak bersenjata (non combatan) dan fasilitas publik seperti rumah sakit, sekolah dan rumah ibadah menjadi sasaran, apalagi diberitakan beberapa hari sebelumnya juga terjadi penyerangan kepada gedung tempat beraktivitasnya media – media yang ada di Jalur Gaza.

Jika dilihat ke belakang, konflik Israel dan Palestina sebenarnya sudah lama terjadi, namun semakin memanas sejak adanya pengusiran warga Palestina yang bermukim di Sheikh Jarrah dan berlanjut dengan serangan terhadap Jalur Gaza pada Jumat lalu. Jumlah korban yang tewas di Jalur Gaza sampai saat ini pun sudah mencapai 192 jiwa termasuk 58 di antaranya adalah anak-anak. Selain itu, 10 orang penduduk Palestina juga tewas pada kekerasan yang terjadi di Tepi Barat.

“Mewakili Organisasi Kemanusiaan dan tokoh penggerak aksi kemanusiaan lintas iman Kami mengutuk keras tindakan Israel. Sebagai organisasi kemanusiaan kami akan terus berupaya membantu warga sipil yang terdampak melalui berbagai bantuan kemanusiaan. Kami mendorong seluruh otoritas terkait baik PBB, Israel dan Palestina termasuk negara di sekitar Palestina untuk membuka dan menjamin akses serta keamanan para pekerja kemanusiaan, pekerja medis dan pekerja media dalam menjalankan tugas kemanusiaan,” demikian pernyataan Muhammad Ali Yusuf selaku Ketua Komite Indonesian Humanitarian Alliance.

Pada kesempatan yang sama, Jonathan Victor Rembeth selaku anggota Komisi PRB PGI dan Aktifis Kemanusiaan Kristen Protestan menambahkan bahwa IHA dan tokoh penggerak aksi kemanusiaan lintas agama mendorong Pemerintah Indonesia sebagai anggota Dewan HAM PBB untuk menjalankan upaya-upaya diplomatik sekaligus sebagai juru damai dengan melibatkan partisipasi organisasi multilateral seperti ASEAN, OKI dan Gerakan Non Blok sehingga konflik dapat segera diselesaikan.

Di penghujung pernyataan sikap, IHA dan tokoh penggerak aksi kemanusiaan lintas Iman juga menyatakan siap untuk terus memberikan dukungan serta bantuan kemanusiaan kepada Palestina. Mengajak kepedulian masyarakat Indonesia lintas Iman untuk bersama – sama meringankan beban warga sipil yang terdampak dalam konflik ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement