Senin 16 Nov 2020 23:32 WIB

Data Terbaru Santri Positif Covid-19 di Bandung

Santri positif covid-19 di Bandung bertambah.

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Muhammad Hafil
Data Terbaru Santri Positif Covid-19 di Bandung. Foto: Ilustrasi Covid-19
Foto: Pixabay
Data Terbaru Santri Positif Covid-19 di Bandung. Foto: Ilustrasi Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Angka penyebaran Covid-19 di Pondok Pesantren di Kabupaten Bandung kembali bertambah. Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung telah melakukan antisipasi dengan terus melakukan tracing ke pondok pesantren lainnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, Grace Mediana menyebut ada penambahan jumlah terjangkit Covid-19 dari pondok pesantren. Saat ini, total 208 orang terjangkit Covid-19 yang penyebarannya berasal dari pondok pesantren.

Baca Juga

"Dari dua pondok pesantren itu berasal dari keluhan yang sama (anosmia). Kami melakukan tracing dan test swab. Sudah kami tindaklanjuti dengan bersama-sama melakukan pemantauan ketika isolasi mandiri," kata Grace, Senin (16/11).

Grace menyebut terus bekerja sama dengan Kementerian Agama yang berada dalam satu gugus tugas Kabupaten Bandung untuk melakukan screening dan testing di pondok pesantren. Grace mengakui saat ini orang yang terjangkit Covid-19 tengah melakukan isolasi mandiri.

 

"Kita doakan adik-adik kita cepat sembuh lagi," kata Grace.

Grace mengapresiasi kerja sama dari pondok pesantren yang mau melakukan screening. Menurutnya, hal ini menjadi salah satu cara untuk memutus mata rantai Covid-19.

"Pesantren memang salah satu yang berisiko karena ada tindakan tata muka, karena intensitas pertemuan yang cukup tinggi di satu ruangan," katanya.

Dinkes akan terus melakukan screening dan testing di setiap pondok pesantren. Dia pun memohon kerja sama pondok pesantren untuk melaporkan jika ada yang mengalami gejala Covid-19.

"Kami akan terus melakukan dan bekerja sama dengan Kemenag yang ada dalam satu gugus tugas untuk sama sama melakukan screening dan testing di pondok pesantren. Ini adalah suatu langkah untuk memutus mata rantai," kata Grace.

"Jika kita tidak lakukan hal tersebut, kasus yang terkonfirmasi di kabupaten itu 60 persen adalah orang tanpa gejala," kata Grace.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement