Kamis 21 May 2020 23:47 WIB

NU Tentukan 1 Syawal dengan Metode Rukyat dan Hisab

Pelaksanaan ru’yat tahun ini dilakukan di 40 lokasi dengan protokol pencegahan Corona

Rep: Mabruroh/ Red: Muhammad Fakhruddin
Petugas Hilal/Rukyat IAIN Madura mengamati posisi hilal di Pamekasan, Jawa Timur, Kamis (23/4/2020). Kegiatan itu guna menentukan awal bulan Ramadhan 1441 H
Foto: SAIFUL BAHRI/ANTARA
Petugas Hilal/Rukyat IAIN Madura mengamati posisi hilal di Pamekasan, Jawa Timur, Kamis (23/4/2020). Kegiatan itu guna menentukan awal bulan Ramadhan 1441 H

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Nahdlatul Ulama akan menggelar rukyatul hilal pada Jumat (22/5) besok. Selain rukyatul hilal, NU juga menggunakan metode Hisab dalam menentukan 1 Syawal 1441 H. 

"NU menetapkan tanggal 1 bulan komariyah, termasuk 1 syawal, memakai metoda rukyah yang didukung oleh hisab, jadi dengan kata lain hisab yang merupakan hitungan akal manusia itu dibuktikan di alam nyata (observasi) atau rukyat," ujar Sekretaris Lembaga Falakiyah PBNU, KH Nahari Muslih kepada Republika, Kamis (21/5) malam.

Ditambahkan oleh Ketua Pengurus Tanfidziyah PBNU Robikin Emhas bahwa hisab merupakan suatu metodologi penentuan posisi dan ketinggian hilal melalui pendekatan ilmu falak (astronomi). Selanjutnya, hasil hisab digunakan sebagai dasar pelaksanaan ru'yat.

"Ibarat penelitian, metode hisab itu boleh dibilang semacam library research, sedangkan ru'yat adalah field research," ungkap Robikin.

Ru’yat lanjutnya, penting dilakukan untuk mengonfirmasi atau memverifikasi secara faktual posisi hilal berdasarkan hisab sesuai ilmu falak (astronomi) yang sudah dilakukan sebelumnya.

Sebagaimana hadits Nabi Muhammad SAW: صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوا الْعِدَّةَ ثَلَاثِينَ يَوْمًا. “Berpuasalah kalian karena melihat hilal dan berbukalah karena melihatnya. Bila penglihatan kalian tertutup mendung, maka sempurnakanlah bilangan (bulan Sya’ban) menjadi tiga puluh hari.”

Berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW, maka Lembaga Falakiyah PBNU akan menurunkan Tim Ruk’yat di 40 titik atai lokasi yang meliputi wilayah Indonesia Timur, Tengah, dan Barat pada Jumat (22/5) untuk melakukan rukyatul hilal atau mengamati hilal secara langsung.

"Pelaksanaan ru’yat tahun ini berbeda dengan sebelumnya mengingat dalam situasi pandemi corona. Kalau sebelumnya dilakukan di 99 lokasi, tahun ini dilakukan di 40 lokasi dengan protokol pencegahan Covid-19 secara ketat dan akuntabel," tambah Robikin.

Untuk diketahui, pemerintah Indonesia juga akan menggelar sidang itsbat pada Jumat Besok untuk menentukan 1 Syawal 1441 H atau hari raya Idul Fitri. Sedangkan Muhammadiyah telah lebih dulu menyatakan bahwa Idul Fitri akan jatuh pada 24 Mei 2020 berdasarkan metode hisab yang dilakukannya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement