Selasa 23 Jun 2020 18:06 WIB

5 Faktor Pemicu Lapang Dada dalam Hadapi Masalah Hidup

Syekh Aidh Al-Qarni menyebutkan lima pemicu lapang dada.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Nashih Nashrullah
Syekh Aidh Al-Qarni menyebutkan lima pemicu lapang dada. Ilustrasi doa.
Syekh Aidh Al-Qarni menyebutkan lima pemicu lapang dada. Ilustrasi doa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terdapat beberapa hal yang dapat melapangkan dada. Dari beberapa hal itu tauhid yang paling penting, karena sesungguhnya kelapangan dada itu tergantung pada kejernihan dan kebersihan seseorang dalam bertauhid. Hal ini sebagaimana ditegaskan Ibnu Qayyim.    

Syekh Aidh bin Abdullah Al-Qarni dalam kitabnya La Tahzan menyampaikan semakin dalam tauhidnya, semakin luas pulalah dadanya, sehingga lebih luas daripada dunia dan segala isinya.  

Baca Juga

Menurutnya tidak ada makna hidup bagi orang musyrik dan orang yang tidak percaya dengan adanya Tuhan. Allah SWT telah berfirman dalam surat Thaha 124: 

وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَىٰ

"Barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku maka baginya penghidupan yang sempit dan kelak pada hari kiamat kami akan mengakhirinya dalam kondisi buta."

Syekh Aidh bin Abdullah Al-Qarni mengatakan ada lima faktor lainnya yang dapat mendatangkan kelapangan dada. Di antaranya pertama ilmu yang bermanfaat, kedua amal saleh, ketiga keberanian, keempat menjauhi kedurhakaan, dan kelima menghindari sikap berlebihan dalam melakukan hal mubah yang diperbolehkan.  

Syekh Al-Qarni menjelaskan, faktor pertama yakni ilmu yang bermanfaat. Menurutnya, hanyalah para ulama yang memiliki hati yang paling lapang, paling senang, dan paling gembira, karena mereka mempunyai warisan dari Nabi Muhammad SAW.   

Hal itu kata, Syekh Al-Qarni, seperti ditegaskan Allah SWT dalam surat An-Nisa ayat 113: وَعَلَّمَكَ مَا لَمْ تَكُنْ تَعْلَمُ "Dan Allah telah mengajarkan kepadamu apa-apa yang belum kamu ketahui." Tentang hal ini juga Syekh Al-Qarni mengutip surat Muhammad ayat 19: فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ "Ketahuilah bahwa tiada Tuhan selain Allah."

Faktor kedua tentang amal saleh. Sesungguhnya amal saleh akan menjadi cahaya yang menerangi kalbu pelakunya, membuat wajah bersinar, rezekinya luas, dan menjadikan dia dicintai semua manusia. Dalam surat Al-Jinn ayat 16 disebutkan: وَأَنْ لَوِ اسْتَقَامُوا عَلَى الطَّرِيقَةِ لَأَسْقَيْنَاهُمْ مَاءً غَدَقًا

"Dan sekiranya mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu agama Islam niscaya kami akan mencurahkan kepada mereka air yang cukup (rezeki yang berlimpah)."

Sementara Syekh Al-Qarni mengartikan surah Jinn ayat 16 ini dengan mengartikan sebagai berikut. "Benar-benar akan kami curahkan kepada mereka air yang segar (rezeki yang melimpah).” 

Faktor ketiga yakni keberanian. Menurutnya seorang pemberani memiliki tekad yang kuat, hati yang teguh, dan fisik yang kokoh. 

Demikian itu karena ia selalu mengandalkan Tuhan Yang Maha pemurah, sehingga tidak pernah risau dengan berbagai peristiwa, tidak pernah goyah oleh cobaan. Tak gentar menghadapi berbagai isu yang menakutkan.  

Faktor keempat, menjauhi kedurhakaan sesungguhnya perbuatan maksiat itu mewariskan kekeruhan yang pasti, kegelisahan yang nyata, dan kegelapan yang pekat. 

Untuk menggambarkan keadaan ini menuliskan sebuah syair. "Kulihat bahwa dosa-dosa itu mematikan kalbu dan adakalanya mewariskan kehinaan bila di tetapi." 

Faktor kelima, ialah menghindari sikap berlebihan meski untuk hal yang dibolehkan seperti banyak bicara banyak makan banyak tidur, dan banyak bergaul. Untuk menafsirkan keadaan ini Syekh Al-Qarni mengutip surat Al-Muminun ayat 3: وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ "Dan orang yang menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tidak berguna." 

Syekh Al-Qarni mengartikan ayat tersebut, "Mereka yang senantiasa menjauhi perbuatan sia-sia." Tentang jangan berlebihan untuk perkara mubah, Syekh Al-Qarn mengutip surat Qaf ayat 18: مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ “Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat).” Ia juga mengutip surat Al-A’raf ayat 31:  

يَا بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ

"Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap memasuki masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh Allah tidak menyukai orang-orang berlebih-lebihan." 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement