Kamis 09 Dec 2021 18:10 WIB

Catat Sejarah, Perempuan di Maine Jadi Wali Kota Muslim Pertama

Deqa Dhalac menjadi wali kota Muslim kulit hitam pertama di South Portland, Maine.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Catat Sejarah, Perempuan di Maine Jadi Wali Kota Muslim Pertama. Kota South Portland di negara bagian Maine, Amerika Serikat (AS), untuk pertama kalinya dalam sejarah memilih wali kota yang merupakan seorang Muslim.
Foto: About Islam
Catat Sejarah, Perempuan di Maine Jadi Wali Kota Muslim Pertama. Kota South Portland di negara bagian Maine, Amerika Serikat (AS), untuk pertama kalinya dalam sejarah memilih wali kota yang merupakan seorang Muslim.

REPUBLIKA.CO.ID, MAINE -- Seorang wanita kulit hitam di negara bagian Maine, Amerika Serikat (AS) terpilih sebagai wali kota di wilayah itu. Peristiwa ini merupakan pertama kalinya terjadi, terutama di tengah populasi 90 persen masyarakat kulit putih. 

Dilansir dari Anadolu Agency, Rabu (8/12), Deqa Dhalac (53 tahun) menjadi wali kota Muslim kulit hitam pertama di South Portland, sebuah kota kecil di pantai Selatan Maine, Selasa (7/12). Padahal anggota dewan kota lainnya di South Portland semuanya berkulit putih.

Baca Juga

Ternyata mereka dengan suara bulat memilih Dhalac. Ia datang ke AS pada 1992 setelah perang saudara pecah di Somalia.

Menurut New American Leaders, sebuah kelompok yang melatih dan mendukung imigran, pengungsi, dan kandidat beragam lainnya untuk posisi pemerintah, Dhalac adalah wali kota Somalia-Amerika pertama di AS.

 

"Sebagai seorang wanita kulit hitam, imigran, dan Muslim yang sebelumnya adalah orang kulit hitam pertama dan Muslim pertama yang terpilih di Dewan Kota Portland Selatan, wali kota Dhalac adalah kekuatan untuk perubahan positif di komunitasnya," kata kelompok itu di Instagram.

"Kami sangat bangga memiliki jaringan pejabat terpilih Amerika Baru dan menantikan semua hal luar biasa yang akan dia capai sebagai Wali Kota Portland Selatan," tambahnya.

Berbicara pada upacara peresmian, Dhalac mengatakan setiap orang akan mendengarkan jika mau saling memahami." Oang akan selalu memiliki semacam penerimaan, bahkan ingin mengenal Anda, mendengarkan Anda dan melihat siapa Anda melalui itu," katanya. 

Dia memutuskan memasuki politik untuk melawan kebijakan Islamofobia mantan presiden AS Donald Trump. Dhalac mengatakan dia berharap pemilihannya akan memberi contoh bagi kelompok minoritas lain dan generasi baru di negara itu.

Ketika dia mencalonkan diri untuk pemilihan Dewan Kota pada 2018, orang-orang takut membukakan pintu baginya ketika dia mengetuk untuk meminta suara mereka. Beberapa orang mengira dia tidak berbicara bahasa Inggris. Ia mengungkapkan rasa bangganya karena menjadi contoh bagi generasi mendatang yang berada di posisi yang sama seperti sekarang. 

https://www.aa.com.tr/en/americas/black-muslim-woman-elected-as-mayor-in-majority-white-city-in-us-maine/2442010

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement