Jumat 22 Oct 2021 03:14 WIB

Masjid Era Ottoman di Ibu Kota Israel

Masjid Hassan Bek secara harfiah adalah mahakarya Utsmaniyah.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Indira Rezkisari
Masjid Hassan Bek atau Masjid Hasan Bey di Israel.
Foto: Wikipedia
Masjid Hassan Bek atau Masjid Hasan Bey di Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Masjid Hassan Bek atau dikenal juga sebagai Masjid Hasan Bey adalah bangunan bersejarah terkenal yang dibangun oleh Gubernur Jaffa Kekaisaran Ottoman atau Utsmaniyah, Hassan al Basri Aljabi, di kota Jaffa Palestina pada tahun 1914. Kini lokasinya menjadi wilayah Israel. Yakni di perbatasan Neve Tzedek, ibu kota Tel Aviv, Israel.

Masjid itu kokoh bertahan di tengah pertempuran sejak awal agresi Israel terhadap Palestina. Masjid dengan arsitektur gaya Ottoman diperintahkan untuk dibangun di lingkungan Manshiyya saat itu.

Baca Juga

Sementara lingkungan Manshiyya di Palestina Utsmaniyah dihancurkan sepenuhnya oleh kelompok Zionis. Akan tetapi Masjid Hassan Bek selamat karena ketakutan Israel akan reaksi masyarakat internasional.

Didirikan pada 1948 di sebagian besar tanah Palestina yang bersejarah, Israel secara administratif menghubungkan kota Jaffa dengan ibu kota Tel Aviv. Kota tua Jaffa di bawah manajemen administrasi lokal Tel Aviv dan pintu Masjid Hassan Bek ditutup untuk Muslim.

Masjid itu dibuka kembali untuk beribadah pada akhir 1970-an oleh umat Islam yang tinggal di Jaffa. Imam Masjid Hassan Bek, Sheikh Ahmad Abu Ajwa, mengatakan Israel sedang mencoba untuk menghancurkan identitas Arab-Islam dari tanah Palestina yang bersejarah.

"Tidak ada yang tersisa dari lingkungan Manshiyya kecuali masjid ini, yang telah menyaksikan sejarah," kata Abu Ajwa seperti dilansir Daily Sabah pada Kamis (21/10).

Ia menambahkan semua ini terjadi setelah Nakba (malapetaka), mengacu pada pembentukan negara Israel pada 1948 ketika ratusan ribu orang Palestina dihancurkan, mengungsi atau meninggalkan rumah mereka.Ia mengatakan bahwa masjid ditutup untuk beribadah tepat setelah berdirinya Israel.

"Masjid Hassan Bek di lingkungan Manshiyya, di mana orang-orang Palestina menjadi sasaran migrasi paksa, ditinggalkan oleh kelompok Yahudi, menjadi sasaran serangan berulang-ulang," katanya.

Abu Ajwa mengatakan ruang sholat di masjid itu memiliki daya tampung sekitar 3.000 orang. “Masjid Hassan Bek secara harfiah adalah mahakarya Utsmaniyah. Siapa pun yang melihat struktur masjid, dari pintu masuk hingga mimbar dan mihrabnya akan melihat bahwa itu adalah karya agung Ottoman," tambahnya.

Asosiasi Mirasimiz  Turki yang bekerja pada pelestarian warisan Ottoman di Yerusalem dan wilayah sekitarnya dalam kemitraan dengan Yayasan Al Aqsa  yang didirikan oleh warga Palestina Israel melakukan pemulihan fasad timur dan timur laut masjid dan merekonstruksi dinding tenggara masjid sesuai dengan arsitektur Ottoman pada tahun 2009.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement