REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Direktur Masjid al-Aqsa, Sheikh Omar al-Kiswani, mengatakan, lebih dari 300 orang terluka selama konfrontasi dengan pasukan Zionis Israel, Senin (10/5) lalu. Bentrokan antara petugas bersenjata dan sipil ini terjadi di halaman Masjid al-Aqsa dan sekitar al-Quds.
Dalam pernyataannya kepada Jordanian International Al Haqiqa Agency, al-Kiswani menjelaskan situasi di halaman masjid telah berubah menjadi "medan perang. Tentara pendudukan Zionis menembakkan peluru karet, gas air mata, dan granat setrum ke arah jamaah yang berada di dalam halaman al-Aqsa.
Al-Kiswani lantas mengimbau negara-negara Arab, Islam, serta dunia secara keseluruhan untuk campur tangan. Ia meminta bantuan agar Israel segera menghentikan serangannya terhadap Masjid al-Aqsa.
Tak hanya itu, dilansir di Arraedlg, Selasa (11/5), ia juga menyatakan permintaan pertanggungjawaban atas pelanggaran yang dilakukan pasukan bersenjata ini pada bulan suci Ramadhan.
Al-Kiswani juga menyatakan, dia mengalami luka setelah mendapat pukulan dari sebuah tongkat di tangannya. Ketika itu ia hendak masuk untuk menyelamatkan seorang wartawan yang diserang oleh tentara pendudukan.
Tak hanya itu, ia menekankan jika konfrontasi dan pergolakan hingga saat ini masih terus berlanjut di sekitaran Masjid al-Aqsa.
Pasukan tentara ini berada di atap Kubah Batu dan di gerbang Masjid al-Qibli dan al-Marwani. Mereka menyerbu klinik dan ruang akustik di Masjid al-Qibli, serta jamaah berlindung di Kubah Batu.
Dalam konteks terkait, Otoritas Bulan Sabit Merah Palestina mengumumkan lebih dari 215 orang terluka akibat serangan Israel terhadap jamaah Palestina di halaman Masjid al-Aqsa dan sekitar al-Quds yang diduduki.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
