Ahad 08 Nov 2020 16:50 WIB

Reaksi Hamas Usai Kemenangan Joe Biden

Kemenangan Joe Biden ditanggapi Hamas.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Muhammad Hafil
Reaksi Hamas Usai Kemenangan Joe Biden. Foto:  Presiden terpilih Joe Biden dan istrinya Jill Biden memberi isyarat kepada pendukung Sabtu, 7 November 2020, di Wilmington, Del.
Foto: AP
Reaksi Hamas Usai Kemenangan Joe Biden. Foto: Presiden terpilih Joe Biden dan istrinya Jill Biden memberi isyarat kepada pendukung Sabtu, 7 November 2020, di Wilmington, Del.

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH - Kemenangan Joe Biden dalam pemilihan presiden AS 2020 kian menjadi sorotan dunia termasuk fraksi-fraksi yang ada di Palestina. Presiden baru AS dinilai akan menentukan hubungan Palestina dengan AS.

Ketua Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh menyambut kekalahan pejawat Donald Trump yang dinilai paling keras dalam mendukung pendudukan Israel dengan mengorbankan hak-hak nasional Palestina. Selama beberapa dekade terakhir memang rakyat Palestina telah menderita dari bias yang ditunjukkan oleh pemerintahan AS.

Baca Juga

"Kami menyerukan kepada presiden yang baru terpilih Joe Biden untuk secara historis memperbaiki arah kebijakan AS yang tidak adil terhadap rakyat kami, yang telah menjadikan AS sebagai mitra dalam ketidakadilan dan agresi yang menimpa rakyat kami, merusak stabilitas di kawasan dan dunia, dan mencegah AS menjadi pihak sentral dalam menyelesaikan konflik," ujar Haniyeh dikutip laman resmi Hamas, Ahad (8/11).

Hamas dalam hal ini, mendesak pemerintah terpilih untuk mundur dari apa yang disebut "kesepakatan abad ini", serta membatalkan keputusan untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota pendudukan Israel dan membatalkan pemindahan kedutaan AS ke kota suci tersebut, yang dilakukan pada pelanggaran yang jelas terhadap semua pendirian dan resolusi internasional.

Hamas juga menyerukan diakhirinya semua keputusan yang bertujuan untuk melikuidasi masalah pengungsi Palestina, khususnya pemotongan bantuan AS untuk Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk pengungsi Palestina dalam upaya untuk membubarkan badan PBB tersebut.

"Kami menyerukan kepada pemerintah AS untuk menghormati keinginan rakyat Palestina dan pilihan demokratis mereka dan berjuang untuk kebebasan dan menghentikan tekanan yang menumpuk pada negara-negara Arab untuk memaksa mereka agar menormalisasi hubungan dengan pendudukan Israel," ujarnya.

Haniyeh menegaskan, bahwa rakyat Palestina akan melanjutkan perjuangan mereka dengan segala cara yang sah untuk mengakhiri pendudukan dan mencapai kemerdekaan serta memulihkan hak kembali bagi pengungsi Palestina. Hamas juga akan terus mendukung jalannya persatuan nasional dan pemulihan hubungan antar-Palestina untuk menghadapi semua tantangan yang dimaksudkan untuk melikuidasi perjuangan Palestina dan bekerja untuk mencapai tujuan rakyat dan aspirasi nasional kami.

Menurut pengamat hubungan internasional Universitas Indonesia, Suzie Sudarman, Joe Biden akan kembali pada program partai Demokrat yakni membangun dua negara, Israel dan Palestina. Tidak seperti sekarang, yang dituju oleh PM Israel Benjamin Netanyahu adalah kondisi pemerintahan AS di bawah Donald Trump yang dinilai orang yang agak sulit berempati.

"Keinginannya Palestina dihabisi aja, sebetulnya yang dilakukan adalah menghabisi Palestina, karena maunya Israel kuat lalu Palestina menghilang," kata Suzie kepada Republika, Ahad.

Mustafa Barghouti, Sekretaris Jenderal Prakarsa Nasional Palestina, mengungkapkan kebahagiaan tentang hasil pemilu AS dan mengatakan kepemimpinan Trump adalah peradaban presiden Amerika terburuk yang dihadapi di zaman modern. "Trump menghancurkan hubungan internasional dan politik. Apa yang disebut 'Kesepakatan Abad Ini' adalah hal terburuk yang dia lakukan untuk Palestina," katanya.

Sumber:

Hamas Political Bureau Ismail Haniyeh states the following" href="https://hamas.ps/en/post/3074" target="_blank">https://hamas.ps/en/post/3074

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement