P20 akan Perkuat Solidaritas Hadapi Krisis Global

Tanpa semangat solidaritas akan mempersulit dunia bertahan dari krisis global

Rabu , 05 Oct 2022, 18:34 WIB
  Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, mengapresiasi digelarnya Parliamentary Forum in the Context of the G20 Parliamentary Speaker's Summit (P20), saat DPR menjadi tuan rumahnya. Forum itu dinilainya akan menjadi pintu pembuka dialog antarnegara dalam memperoleh solusi atas krisis global yang terjadi.    Tampak Airlangga Hartarto saat mengikuti rapat kerja dengan DPR, Senin (6/6/2022).
Foto: Istimewa
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, mengapresiasi digelarnya Parliamentary Forum in the Context of the G20 Parliamentary Speaker's Summit (P20), saat DPR menjadi tuan rumahnya. Forum itu dinilainya akan menjadi pintu pembuka dialog antarnegara dalam memperoleh solusi atas krisis global yang terjadi. Tampak Airlangga Hartarto saat mengikuti rapat kerja dengan DPR, Senin (6/6/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, mengapresiasi digelarnya Parliamentary Forum in the Context of the G20 Parliamentary Speaker's Summit (P20), saat DPR menjadi tuan rumahnya. Forum itu dinilainya akan menjadi pintu pembuka dialog antarnegara dalam memperoleh solusi atas krisis global yang terjadi.

"Kita berkumpul di sini hari ini karena dunia telah berubah dengan cepat. Kita menyebutnya sebagai 'perfect storm', yaitu krisis multidimensi yang cepat. Seperti, tantangan keamanan, ekonomi, dan lingkungan ini telah menunda upaya kita untuk mempercepat pemulihan," ujar Airlangga dalam pidato sambutannya, Rabu (5/10/2022).

Baca Juga

Krisis global yang sedang terjadi saat ini, jelas Airlangga, harus diatasi bersama-sama dengan semangat solidaritas. Tanpa semangat itu, hasilnya hanya akan menimbulkan ego yang akan mempersulit negara-negara di dunia untuk bertahan menghadapi krisis global.

Indonesia sebagai negara yang berupaya mempertahankan solidaritas di tengah pandemi Covid-19, mampu mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 5,44 persen per triwulan II-2022. Sehingga, ia ingin negara-negara, khususnya G20 dalam menghadapi krisis pangan, inflasi, hingga perubahan iklim harus mengedepankan solidaritas.

"Tantangan itu hanya bisa kita atasi jika kita dipersatukan oleh rasa kemanusiaan dan solidaritas yang kuat. Saat kita berkumpul di sini, hari ini, dunia melihat kita dengan harapan untuk membawa perbaikan bagi konstituen," ujar Airlangga.

Ia menegaskan, working group dan engagement group dalam G20, seperti P20, harus memberikan solusi yang komprehensif atas krisis global. Terutama pada sektor ekonomi. "Harapannya, solusi dalam G20 ini bernilai deliverable yang mampu menjadi pandu sekaligus bisa diimplementasikan di negara para peserta yang hadir dalam G20," ujar Airlangga.

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Puan Maharani menyerukan kepada lembaga legislatif di seluruh dunia memperkuat multilateralisme. Ia menjelaskan, multilateralisme sebagai hubungan internasional yang membangun kerja bersama antarnegara.

Multilateralisme yang dapat menjawab permasalahan-permasalahan, seperti mendamaikan perang dagang, mendamaikan konflik geopolitik, mengatasi krisis pangan dan energi. Serta melawan eksploitasi, membangun kemajuan bersama, dan masalah lainnya.

"Indonesia mengajak parlemen P20, melalui multilateralisme untuk mencari solusi dan konsensus dalam mengantisipasi resesi ekonomi, mengatasi scary effect gejolak ekonomi global, mempercepat transformasi ekonomi untuk menciptakan kesejahteraan rakyat yang lebih luas," ujar Puan dalam sambutan pembukaannya di Parliamentary Forum in the Context of the G20 Parliamentary Speaker's Summit (P20).