Legislator Minta Protokoler Kepresidenan Dievaluasi

Kunjungan kerja Presiden Jokowi ke NTT baru-baru ini memicu kerumunan warga.

Jumat , 26 Feb 2021, 04:20 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Bendungan Napun Gete di Desa Ilinmedo, Kecamatan Waiblama, Sikka, NTT, Selasa (23/2) sore WITA.
Foto: Setkab
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Bendungan Napun Gete di Desa Ilinmedo, Kecamatan Waiblama, Sikka, NTT, Selasa (23/2) sore WITA.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay menilai, pihak Istana seharusnya sudah dapat memprediksi hadirnya kerumunan massa ketika Presiden Joko Widodo mengunjungi Maumere, Nusa Tenggara Timur. Kerumunan tersebut tentu disayangkan, dan ia berharap protokoler kepresidenan untuk dievaluasi.

"Kalau sekarang mungkin ada kejadian seperti itu, ya pihak Istana harus mengevaluasi protokoler kepresidenan mengapa bisa begitu," ujar Saleh saat dihubungi, Kamis (25/2).

Baca Juga

Menurutnya, wajar jika masyarakat ingin melihat langsung presiden yang tengah berkunjung ke daerahnya. Namun besarnya keinginan tersebut seharusnya dapat diantisipasi sebelumnya oleh protokoler kepresidenan.

"Jadinya nanti seakan-akan orang menyalahkan presiden, padahal menurut saya presiden tidak tahu menahu," ujar Saleh.

Beredar video yang menunjukkan kegiatan kunjungan kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Maumere, Nusa Tenggara Timur pada Selasa (23/2) ini. Dalam video tersebut terlihat kerumunan warga yang menyemut di sekitar iring-iringan mobil Presiden Jokowi. 

Merespons video yang tersebar ini, pihak istana membenarkan bahwa video tersebut direkam saat kunker presiden hari ini di Maumere, NTT. Presiden memang menuju Kabupaten Sikka untuk meresmikan Bendungan Napun Gete siang tadi.

"Kalau diperhatikan, dalam video tampak saat menyapa pun Presiden mengingatkan warga untuk menggunakan masker dengan menunjukkan masker yang digunakannya," ujar Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin.