Perluas Pasar Ekspor Indonesia, Rumania Tawarkan Pelabuhan

Kamar Dagang Rumania memandang Indonesia sebagai mitra dagang yang penting.

Jumat , 23 Mar 2018, 16:07 WIB
kunjungan Delegasi Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI yang dipimpin Wakil Ketua BKSAP Juliari P. Batubata dengan eksekutif Kamar Dagang Rumania di Bukares, Rumania, Rabu (21/3).
Foto: DPR RI
kunjungan Delegasi Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI yang dipimpin Wakil Ketua BKSAP Juliari P. Batubata dengan eksekutif Kamar Dagang Rumania di Bukares, Rumania, Rabu (21/3).

REPUBLIKA.CO.ID, BUKARES -- Indonesia dan Rumania telah menyetujui kerja sama sektor perdagangan sejak lama. Bagi Indonesia, Rumania adalah pintu masuk menuju pasar Uni Eropa, sementara Indonesia merupakan pintu masuk menuju pasar ASEAN. Karenanya, untuk memaksimalkan pasar ekspor Indonesia, Rumania menawarkan Pelabuhan Constanta yang berada di tepi Laut Hitam sebagai hub logistik utama bagi masuknya komoditas impor nasional ke negara itu.

Demikian mengemuka dalam kunjungan Delegasi Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI yang dipimpin Wakil Ketua BKSAP Juliari P. Batubata dengan eksekutif Kamar Dagang Rumania di Bukares, Rumania, Rabu (21/3) lalu waktu setempat. Menanggapi hal itu, Anggota BKSAP Jon Erizal mengatakan, tawaran tersebut sangat menarik untuk dikaji lebih jauh sepanjang volume arus perdagangannya ekonomis.

“Menurut saya, perlu dibentuk tim kecil untuk melihat lebih jauh masalah ini,” ujar politikus F-PAN ini, seperti dalam siaran persnya.

Sebelumnya, Wakil Menteri Lingkungan Bisnis, Perdagangan dan Kewirausahaan Rumania, Paula-Marinela Pirvanescu menegaskan pihaknya sangat menyambut baik bila pebisnis dari Indonesia berniat melebarkan sayap usahanya ke negara itu dengan memanfaatkan pelabuhan utama Constanta sebagai pintu masuk arus barang. “Kami bisa memberikan pelayanan di Constanta. Kapasitas dan kualitasnya segera kami tingkatkan. Constanta akan kami perluas,” ujar Paula Marinela.

Paula mengemukakan pemerintah Rumania serius meningkatkan daya saing pelabuhan tersebut agar mampu sejajar dengan standar dan kinerja pelabuhan utama yang telah mapan di Eropa, seperti misalnya di Rotterdam, Belanda. Paula menambahkan, pihaknya bahkan mengusulkan agar Indonesia melakukan studi lebih dulu mengenai masuknya barang impor melalui Constanta sebagai dasar pijakan sebelum menjadikannya sebagai pelabuhan tujuan ekspor nasional ke negara itu.

Dalam pertemuan tersebut, kedua pihak mencoba menggali permasalahan yang masih mengganjal hubungan dagang dan investasi kedua negara. Menurutnya, Rumania ingin neraca perdagangan luar negeri mereka yang defisit terhadap Indonesia dapat lebih seimbang.

Mengenai isu ekspor CPO Indonesia ke Uni Eropa, Rumania pada prinsipnya mendukung langkah Indonesia agar komoditas itu bisa masuk ke Eropa. Namun persoalannya, keputusan bukan berada di pihak pemerintah.

Mereka juga berharap Indonesia bisa cepat menuntaskan beberapa ketentuan perdagangan seperti yang dilakukan Vietnam. “Kami ingin meningkatkan ekspor peralatan pertanian ke Indonesia. Kami tertarik juga untuk impor kopi,” imbuh Paula.

Dalam kesempatan terpisah, pihak Kamar Dagang Rumania juga memandang Indonesia sebagai mitra dagang yang penting. Mereka berharap Jakarta memanfaatkan Pelabuhan Constanta sebagai hub logistik untuk memperluas penetrasi produk ekspor ke pasar Eropa lainnya.

“Silakan dimanfaatkan karena lokasinya sangat strategis,” kata Director of Foreign Affairs Kamar Dagang Rumania, Virgil Goaga.

Delegasi Indonesia juga menanyakan sejumlah isu yang tengah dihadapi para pebisnis Rumania serta bagaimana cara pemerintah mengatasinya. Diketahui, selama 2013-2017 Indonesia terus menikmati surplus dalam perdagangan bilateral dengan Rumania dengan total nilai diperkirakan mencapai 300 juta dolar AS.

Sebelumnya delegasi BKSAP DPR juga berkunjung ke parlemen negara itu dan diterima oleh Ben-Oni Ardelean, Vice President Chamber of Deputies beserta jajarannya.