Indonesia-Iran Diharapkan Dapat Tingkatkan Kerja Sama Migas

Potensi kerja sama Indonesia-Iran bisa mencapai dua hingga tiga miliar dolar AS.

Jumat , 09 Mar 2018, 11:28 WIB
Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Fadel Muhammad.
Foto: DPR RI
Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Fadel Muhammad.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Fadel Muhammad berharap Indonesia dapat lebih meningkatkan kerja sama di bidang minyak dan gas bumi (migas) dengan Iran. Hal tersebut diungkapkannya saat menerima kunjungan delegasi Parlemen Iran di Lounge Gedung Nusantara III, Lantai II, Senayan, Jakarta, Kamis (8/3) lalu.

Saat ini menurut Fadel, memang sudah terjalin kerja sama antara Indonesia dengan Iran termasuk di bidang migas. Salah satunya dengan pembelian elpiji dan gas dari Iran. Begitupun dengan perusahaan-perusahaan Indonesia yang akan masuk ke Iran. Dengan total transaksi tidak lebih dari 300 juta dolar Amerika Serikat (AS).

"Namun sebenarnya hal tersebut bisa lebih  ditingkatkan lagi, menurut saya potensinya bisa lebih dari dua hingga tiga miliar dolar per tahunnya,” ujar Fadel.

Bahkan dilanjutkannya, saat ia bersama Menko Ekonomi serta Menteri ESDM Indonesia mengunjungi Iran beberapa waktu lalu, sempat dikatakan oleh Menteri Ekonomi bahwa Iran merupakan pasar baru, pasar yang cukup potensial bagi Indonesia. Namun hal tersebut belum dilaksanakan seutuhnya oleh pemerintah Indonesia.

Presiden masih khawatir dengan sanksi ekonomi yang diberikan Amerika Serikat terhadap Iran. Sehingga seluruh transaksi ke Iran, terlebih dahulu harus melalui Dubai atau Turki.

“Pemerintah sudah mensiasati dengan bank-bank yang ada di Indonesia, seperti BJB (Bank Jawa Barat) dan beberapa bank yang ada lainnya. Sementara Bank Indonesia dan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) belum berani mengambil langkah. Kondisi inilah yang membuat Indonesia sulit meningkatkan kerja sama dengan Iran, meskipun merupakan market baru untuk Indonesia,” paparnya.

Hal yang berbeda justru terjadi pada negara tetangga Indonesia yakni Malaysia dan Thailand. Transaksi bisnis kedua negara tetangga Indonesia itu dengan Iran jauh di atas Indonesia. Bahkan kedua negara tersebut sudah mampu membuka direct flight (penerbangan langsung) dari negaranya ke Teheran (Iran). Sementara Indonesia belum ada penerbangan langsung ke Iran.

Melihat kondisi demikian, Delegasi Parlemen Iran yang dipimpin Mahmoud Sadeghi berharap agar Indonesia mau meningkatkan hubungan kerja sama dengan negaranya. Tidak hanya di sektor migas, melainkan juga di sektor pariwisata. Salah satunya dengan membuka penerbangan langsung dari Indonesia ke Teheran.