Inspektorat Utama Jadi Garda Terdepan Selesaikan Temuan BPK

Jumat , 24 Mar 2017, 16:17 WIB
Sosialisasi website dan tupoksi Irtama.
Foto: dpr
Sosialisasi website dan tupoksi Irtama.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jendral DPR RI Achmad Djuned mengapresiasi Inspektorat Utama sebagai garda terdepan dalam menyelesaikan temuan BPK. “Irtama biasanya maju sebagai garda depan. Banyak temuan yang dilakukan BPK, tapi setelah ketemu dengan Irtama bisa diperkecil yang tadinya sekian kasus bisa menjadi beberapa,” kata Ahmad Djuned.

Inspektorat Utama (Irtama) Sekretariat Jenderal DPR RI melakukan kegiatan sosialisasi wewenang dan tugas serta meluncurkan website Inspektorat Utama, ittama.go.id, hari Jumat, (24/3). Kegiatan ini untuk memberikan pemahaman proses pengawasan internal di DPR RI.

“Pengawasan adalah suatu kegiatan untuk memperoleh kepastian apakah pelaksanaan pekerjaan telah dilakukan sesuai rencana semua. Kegiatan pengawasan pada dasarnya membandingklan kondisi yang ada dengan yang seharusnya terjadi,” ujar Inspektur Utama Setjen DPR RI Setyanta Nugraha.

Ia juga menegaskan bahwa proses pengawasan yang dilakukan Irtama tidak saja diakukan saat akhir, tetapi juga saat proses itu berlangsung. Hal itu dilakukan agar dapat efektif dan hasil yang didapat menjadi maksimal. “Bila ternyata ditemukan adanya penyimpangan segera diambil tindakan koreksi. Agar dapat efektif mencapai tujuannya, pengawasan tidak dilakukan hanya saat akhir tetapi berada pada setiap proses manajemen,” kata Setyanta.

Setyanta memaparkan proses kegiatan di Irtama yang terdiri dari lima hal yakni audit, reviu, pemantauan, evaluasi dan pengawasan lainnya. Dengan tahapan kegiatan ini diharapkan mencapai hasil yang maksimal.  Selain itu dijabarkan juga jumlah SDM Irtama yang sebanyak 32 dengan komposisi 7 jabatan struktural, 17 auditor dan 8 pengadministrasian.  Selain itu disosialisasikan pula website ittama.go.id sebagai bentuk transpransi dan akuntabilitas kinerja serta media informasi yang dapat diakses secara mudah.

“Website ittama.go.id sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas kinerja sekaligus mengembangkan knowledge, management serta media informasi yang dpaat diakses secara mudah, cepat, murah dan akurat serta akuntabel,” tutur Setyanta.