Merauke Butuh Irigasi Agar Jadi Lumbung Pangan Indonesia Timur

Senin , 14 Nov 2016, 09:26 WIB
 Anggota Komisi IV DPR RI Andi Nawir
Foto: DPR
Anggota Komisi IV DPR RI Andi Nawir

REPUBLIKA.CO.ID, MERAUKE -- Konektivitas antarkementrian dibutuhkan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur pertanian di Merauke, Papua. Hal itu disampaikan Anggota Komisi IV DPR RI Andi Nawir di Kabupaten Merauke, Papua, Sabtu (12/11), saat mengikuti rangkaian kunjungan kerja ke provinsi paling timur Indonesia tersebut.

“Saya kaget melihat potensi lahan yang cukup luas. Dalam pertemuan dengan Wakil Bupati Merauke, ternyata luas areal di sini masih satu juta hektare yang belum dikelola. Ini sangat menarik bagi DPR dan pemerintah pusat yang kebetulan ingin merealisasikan program cetak sawah baru," kata dia.

Persoalan yang belum diatasi dalam program cetak sawah sejuta hektar ini adalah sistem irigasi. Pemerintah Kabupaten Merauke masih menggunakan sistem tadah hujan untuk irigasi. Di sinilah, kata Andi, butuh konektivitas antara Kementerian Pertanian dan Kementerian PUPR untuk membangun irigasi besar yang bisa mengairi sejuta hektar sawah yang ditargetkan dibuka tahun ini.

“Ini memang perlu ditangani lintas kementerian agar irigasi yang ada bisa diperbaiki, bahkan dibangun sistem irigasi yang lebih besar dan terpadu. Harus ada konektivitas antara Kementan dan Kemen PUPR agar bisa menyelesaikan secara total. Kelak, hasilnya bisa dimanfaatkan juga oleh masyarakat Merauke,” ujar politisi Partai Gerindra tersebut.

Persoalan lainnya yang dihadapi pemerintah setempat adalah alih fungsi lahan dari hutan menjadi sawah. Untuk membuka lahan satu juta hektare dan mencetak sawah baru perlu membuka areal hutan di Merauke. Kementerian Kehutanan sendiri sudah membuka diri agar Pemerintah Kabupaten Merauke mengajukan surat resmi ke Pemerintah Propvinsi Papua. Selanjutnya Pemprov akan mengajukan alih fungsi lahan tersebut ke kementerian.

“Saya kira Pemda harus betul-betul cepat menangani persoalan ini, sehingga dapat dikelola secara baik.Saya yakin, bila kita hitung 1000 hektar dibuka lagi, lalu dikali 4 ton rata-rata yang dihasilkan, maka beras yang dihasilkan bisa dua setengah juta ton. Saya kira luar biasa penghasilan dari masyarakat di sini. Apalagi, kalau itu diusahakan secara intensifikasi untuk meningkatkan produksi padi,” kata Andi.