DPR: Tugas Suhardi Alius tak Ringan

Rabu , 20 Jul 2016, 18:56 WIB
Kepala BNPT Komjen Polisi Suhardi Alius mengikuti pengucapan sumpah jabatan yang dipimpin Presiden Joko Widodo saat pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (20/7). (Republika/ Wihdan)
Foto: Republika/ Wihdan
Kepala BNPT Komjen Polisi Suhardi Alius mengikuti pengucapan sumpah jabatan yang dipimpin Presiden Joko Widodo saat pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (20/7). (Republika/ Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Ketua Komisi III DPR Bambang Soesatyo mengatakan, sebagai mantan Kabareskrim Polri, Komisaris Jenderal polisi Suhardi Alius layak menjabat Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Dengan menugaskan Komjen Suhardi sebagai Kepala BNPT, Presiden Joko Widodo ingin agar para jenderal polisi berprestasi yang masih aktif terus memberi pengabdian maksimal kepada bangsa dan negara.

Kualifikasi Komjen Suhardi tercermin dari rekam jejaknya. Dia pernah menjabat Wakil Kapolda Metro Jaya. Kapolda Jawa Barat dan terakhir sebagai Sekretaris Utama Lembaga Pertahanan Nasional. Selama menjabat kabareskrim Mabes Polri, Komjen Suhardi menangani beberapa kasus besar yang menjadi perhatian publik.

Sebagai Kepala BNPT, Komjen Suhardi pasti akan meneruskan program dan strategi yang sudah disiapkan Jenderal Tito Karnavian, yang kini menjabat Kapolri. Uuntuk merespons ancaman terorisme, Komjen Suhardi mau tak mau harus berkoordinasi dan membangun sinergi dengan institusi lain.

''Tugas Komjen Suhardi tidak otomatis menjadi lebih ringan dengan kematian Santoso selaku pemimpin kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT). Masih ada sel-sel terorisme di Jawa dan Bima di Nusa Tenggara Barat,'' kata Bambang, kepada wartawan, Rabu (20/7).

Setelah kematian Santoso, lanjut dia, BPNT harus bergerak lebih aktif untuk melumpuhkan semua sel-sel terorisme di negara ini. Upaya melumpuhkan semua sel-sel terorisme itu sangat penting sebelum mereka menuntut balas atas kematian Santoso.

Patut diyakini bahwa para simpatisan Santoso sangat marah dan menyimpan dendam. Mereka mungkin saja akan melancarkan serangan balik. Sebelum hal itu terjadi, moral para simpatisan Santoso harus diruntuhkan. ''Maka, operasi penyergapan para terduga teroris harus ditingkatkan intensitasnya,'' ujarnya.