Kemenkes Diminta Sosialisasikan Virus MERS kepada Calon Haji

Kamis , 24 Aug 2017, 09:13 WIB
Jamaah haji mengenakan masker di Tanah Suci untuk mengantisipasi virus MERS.
Foto: AP Photo/Hasan Jamali/ca
Jamaah haji mengenakan masker di Tanah Suci untuk mengantisipasi virus MERS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Dewi Aryani mendesak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk terus menyosialisasian bahaya Virus MERS-CoV yang tengah tersebar di Arab Saudi kepada calon jemaah haji yang akan berangkat ke tanah suci. Menurutnya Kemenkes harus menyosialisasi bahaya virus Mers-CoV kepada calon jamaah haji yang akan berangkat agar tidak ada yang terjangkit virus berbahaya itu.

Politikus PDI Perjuangan itu juga meminta kepada Kemenkes untuk melakukan langkah preventif. Salah satu upaya yang perlu dilakukan misalnya dengan menaruh poster mengenai bahya virus Mers-CoV di setiap pintu asrama calon jemaah haji, maupun lorong rumah sakit.

“Langkah preventif itu perlu dilakukan agar jamaah tidak tertular. Misalnya dengan memberikan pemahaman akan bahaya virus melalui media poster yang ditaruh di pintu asrama,  jamaah harus rajin mencuci tangan dengan sabun usai melakukan kegiatan, pemakaian masker pelindung hidung dan mulut juga perlu dilakukan terutama bila berada di kerumunan orang, dan tidak mengunjungai pertenakan,” ujar Dewi Aryani dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Kamis (24/8).

MERS-CoV atau Middle East Respiratory Syndrome merupakan penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus korona. Penyakit ini ditemukan pertama kali di Saudi Arabia pada September 2012 dan telah menyebar ke berbagai negara.

Dewi Aryani mengatakan sejauh ini,kasus MERS terjadi pada orang-orang yang melakukan perjalanan atau mereka yang menetap di Arab Saudi. Sebab, sumber infeksi MERS adalah unta. Penderita MERS umumnya mengalami demam, batuk, dan masalah pernapasan akut parah yang bisa menyebabkan kematian.

Hal tersebut tentu penting diwaspadai oleh jemaah haji Indonesia yang akan berangkat menunaikan ibadah haji ataupun ibadah umrah untuk menjaga diri dari penularan MERS. "Apalagi, hingga saat ini belum ada vaksin atau pengobatan yang dapat secara efektif melawan MERS dan penyebarannya," ucap Dewi.