Kali Pertama, Sumut Ekspor Sarang Burung Walet ke Cina

Senin , 03 Apr 2017, 18:00 WIB
Tim Kunjungan Spesifik Komisi IV DPR RI dipimpin Daniel Tanjung bersama Kepala Badan Karantina Pertanian Banun Harpini melakukan rilis ekspor sarang burung walet hasil pengusaha Sumatra Utara ke negeri Cina di Cargo Bandara Kualanamu Sumut, Jumat (31/3).
Foto: dpr
Tim Kunjungan Spesifik Komisi IV DPR RI dipimpin Daniel Tanjung bersama Kepala Badan Karantina Pertanian Banun Harpini melakukan rilis ekspor sarang burung walet hasil pengusaha Sumatra Utara ke negeri Cina di Cargo Bandara Kualanamu Sumut, Jumat (31/3).

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Tim Kunjungan Spesifik Komisi IV DPR RI dipimpin Daniel Tanjung bersama Kepala Badan Karantina Pertanian Banun Harpini melakukan rilis ekspor sarang burung walet hasil pengusaha Sumatra Utara ke negeri Cina di Cargo Bandara Kualanamu Sumut, Jumat (31/3).

 

“Ini merupakan ekspor perdana produk sarang burung walet dari daerah luar Pulau Jawa sejak penandatanganan protokol tentang persyaratan higenitas, karantina dan pemeriksaan untuk importasi produk sarang burung walet dari Indonesia ke Cina," kata Daniel.

 

Politikus PKB ini mengatakan Sumatera Utara merupakan produsen terbesar selain Pulau Jawa dan untuk pertama kalinya berhasil mengekspor 307,5 kilogram sarang walet langsung ke Cina. Daniel Johan memberikan apresiasi pada kinerja Balai Pertanian cukup baik. DPR, kata Daniel, menginginkan ada penyatuan badan nasional karantina yang saat ini terpecah pecah. Balai Karantina nasional ini sangat baik untuk menjaga Indonesia dari perdagangan bebas dan penyakit.

"Badan Karantina Pertanian juga dapat mendorong produk pertanian nasional dapat bersaing di tingkat internasional dan untuk itu DPR-RI akan terus melakukan dorongan pada pemerintah diciptakan satu pintu agar kinerja dan pengawasan lebih optimal,” kata Daniel.

 

Menurut Kepala Badan Karantina Pertanian Banun Harpini, sarang walet merupakan salah satu komoditas populer yang digunakan sebagai bahan baku makanan dan minuman dengan tingkat konsumsi yang relatif tinggi di negeri Cina.

 

“Berdasarkan data China Customs Import, sarang walet bulan Januari 2017 mencapai 7,35 juta dolar AS, meningkat 38,03 persen dibanding tahun 2016 mencapai 5,32 juta dolar AS. Indonesia juga merupakan peringkat pertama dengan nilai 4,56 juta dolar AS atau naik 36,25 persen dibandingkan Januari 2016 sebesar 3,3 juta dolar AS dengan pangsa pasar 62,06 persen,” kata Harpini.

 

Menurut data karantina negara tujuan ekspor sarang walet selama ini selain Cina, adalah Thailand, Amerika, Hongkong, Taiwan, Jepang, Kamboja, Kanada, Australia, Singapura dan lainnya. Lewat data tersebut menunjukkan bahwa ekspor sarang burung walet Indonesia masih sangat potensial.