Regulasi di Indonesia Dinilai Belum Kondusif Ciptakan Pengusaha Baru

Jumat , 10 Mar 2017, 09:32 WIB
Anggota DPR Refrizal (kanan)
Foto: Republika/Prayogi
Anggota DPR Refrizal (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Regulasi di Indonesia dinilai belum kondusif menciptakan pengusaha baru. Alhasil perlu diciptakan tata kelola pemerintahan yang benar dalam rangka untuk memajukan iklim wirausaha di Indonesia.

"Pengusaha Indonesia saat ini ada di angka 1,65 persen dari jumlah penduduk, angka ini jauh dari ideal, rata-rata ASEAN ada di angka 4 persen. Regulasi kita harus membuat jumlah pengusaha meningkat," ujar anggota Komisi IX DPR RI Refrizal dalam keterangan tertulis, Kamis.

Kekhawatiran akan kondisi wirausaha di Indonesia, terutama usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) membuat Refrizal mengusulkan munculnya Rancangan Undang-Undang (RUU) Kewirausahaan Nasional di DPR.

Oleh karena itu Refrizal mendorong agar regulasi harus mendukung kemudahan berusaha. Berdasarkan data 2014 dari "Global Entrepreneurship and Development Index", Indonesia berada di peringkat 68 dari 121 negara dalam hal iklim kewirausahaan.

“Ini menunjukkan bahwa masih besar peran yang harus dilakukan pemerintah untuk memperbaiki iklim kewirausahaan di Indonesia,” kata salah satu inisiator RUU Kewirausahaan Nasional dari Fraksi PKS DPR RI ini.

Di sisi lain, Refrizal juga mendorong agar para wirausahawan di Indonesia memiliki pola pikir positif untuk mencari peluang baru dan mendobrak kebuntuan.

"Seorang pengusaha adalah seorang yang pintar mencari peluang, seorang yang mempunyai /mindset untuk mendobrak kebuntuan. Dia mampu mencari celah kemana harus bergerak, seandainya tidak ada celah pun, seorang entrepreneur akan mencari akal bagaimana membuat celah kesempatan,” kata dia.

Sehingga, pembinaan bagi wirausahawan pemula ada sebuah keniscayaan. Semakin banyak kalangan pengusaha maka akan semakin besar efek penggandanya (multiply effect).

Dia menyebut peran pemerintah yang harus diperhatikan adalah soal pembinaan bagi pengusaha pemula dan yang belum akrab dengan dunia perbankan (bankable).

"Sekelas Messi pun, orang yang sangat berbakat di sepakbola butuh untuk di bina. Seandainya Messi tidak di bina dengan benar, pasti kita tidak akan mengenal Messi sebesar saat ini. Begitu juga dengan pelaku usaha, pemerintah harus serius dalam hal ini,” ujar wakil rakyat asal Sumatra Barat ini," ujarnya.