Situasi Ekonomi Global Belum Bersahabat

Selasa , 07 Feb 2017, 17:21 WIB
Pertemuan negara-negara G7 di Prancis untuk membahas krisis ekonomi di Eropa dan penyelamatan ekonomi global.
Foto: AP
Pertemuan negara-negara G7 di Prancis untuk membahas krisis ekonomi di Eropa dan penyelamatan ekonomi global.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2016 sebesar 5,02 persen. Pertumbuhan ekonomi ini tentunya tidak mencapai target dari APBN-P 2016 yang mematok pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 persen.

Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Ekonomi dan Keuangan Taufik Kurniawan menilai hal itu menjadi salah satu fakta bahwa Indonesia masih dihadapkan pada situasi ekonomi global yang belum bersahabat. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi yang tak mencapai target, harus menjadi konsentraasi bersama ke depannya.

“Ini harus menjadi salah satu pencermatan dan konsentrasi kita bersama-sama, bahwa Indonesia adalah bagian dari salah satu negara yang menghadapi ekonomi global, dan sedang mengalami dinamisasi,” kata Taufik, usai menerima kunjungan siswa-siswi Sekolah Dasar Cikal Jakarta, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (07/2).

Dia mengatakan berbagai program dapat dilakukan Pemerintah dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Salah satunya, melalui program yang pro rakyat. “Ke depannya, kita harus berhati-hati. Program yang dapat diambil misalnya dengan program pengentasan kemiskinan, program yang menyentuh rakyat, atau penyediaan lapangan pekerjaan. Utamanya, program pro rakyat,” kata dia.

 

Kepala BPS, Kecuk Suhariyanto menjelaskan, pertumbuhan ekonomi 2016 secara year on year (yoy) lebih tinggi dibanding capaian laju ekonomi 2015 sebesar 4,88 persen dan tahun 2014 yang tumbuh sebesar 5,01 persen.

Ia menambahkan, perekonomian Indonesia pada 2016 diukur berdasarkan PDB atas dasar harga berlaku mencapai Rp 12.406,8 triliun dengan PDB per kapita mencapai Rp 47,96 juta atau 3.605,1 dolar AS.

Sumber : pemberitaan dpr