Negara Jangan Beri Toleransi Terhadap Pelaku Teror

Selasa , 05 Jul 2016, 16:14 WIB
Polisi mengamankan Tempat Kejadian Perkara (TKP) saat petugas inafis melakukan identifikasi terhadap pelaku bom bunuh diri di Mapolresta solo, Jawa Tengah, Selasa (5/7).
Foto: Antara
Polisi mengamankan Tempat Kejadian Perkara (TKP) saat petugas inafis melakukan identifikasi terhadap pelaku bom bunuh diri di Mapolresta solo, Jawa Tengah, Selasa (5/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi III DPR Bambang Soesatyo, mengajak segenap aparatur keamanan negara untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesigapan untuk mengantisipasi dan merespons pelaku teror yang beraksi atas alasan apa pun. Aksi brutal pelaku teror akhir-akhir ini tidak bisa ditoleransi lagi, karena dilakukan beberapa jam sebelum masyarakat merayakan hari besar keagamaan.

Satu lagi serangan teror mematikan yang menyasar prajurit Polri terjadi lagi Selasa (5/7) pagi tadi. Menunggangi sepeda motor dan menyerobot masuk ke Mapolres Surakarta, pelaku serangan meledakan bom bunuh diri di halaman Mapolres itu.

"Ledakan bom di Solo itu tentu saja mengejutkan, karena waktu kejadiannya bertepatan dengan memuncaknya keprihatinan masyarakat Indonesia atas peristiwa serupa yang terjadi Arab Saudi," kata Bambang, di Jakarta, Selasa (5/7).

Seperti diketahui, Senin (4/7) malam waktu Indonesia, kota Madinah, Jeddah, dan Qatif di Arab Saudi juga diguncang ledakan bom bunuh diri yang terkoordinasi. Di Madinah, pelaku bahkan meledakan bom bunuh diri di dekat Masjid Nabawi.

Ledakan bom oleh pelaku teror akhir-akhir ini, baik di Solo, di tiga kota Arab Saudi itu, maupun di Istanbul, Turki, di Dhaka, Bangladesh dan di Baghdad, Irak, menggambarkan brutalitas kelompok-kelompok pelaku teror saat ini. Mereka melancarkan gelombang serangan sepanjang bulan Suci Ramadhan di berbagai belahan dunia.

Bahkan, pada kasus di Solo dan tiga kota di Arab Saudi itu, pelaku teror tidak peduli bahwa dalam hitungan jam, umat Muslim sedunia akan menyambut hari Raya Idul Fitri. "Kebrutalan pelaku teror saat ini, mau tak mau, harus disikapi dengan kebijakan serta langkah-langkah antiteror yang luar biasa pula," ujar politisi Partai Golkar tersebut.

Menurutnya, negara tidak boleh lagi memberi toleransi kepada siapa saja atau kelompok yang terindikasi sebagai pelaku teror. Negara tidak boleh minimalis ketika masyarakat terancam oleh para pelaku teror. Sebaliknya, negara harus bertindak ekstra keras dan lugas terhadap kelompok-kelompok yang terindikasi.